Jangan Sembarangan Baca Sholawat, Bisa Kehilangan Esensi Kata Buya Yahya

Buya Yahya--

BACAKORANCURUP.COM - Sholawat merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, khususnya selama bulan Ramadhan.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang membaca sholawat dengan penuh kesadaran, bukan hanya terfokus pada jumlah.

KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya) menekankan bahwa sholawat bukanlah sekadar ucapan berulang, melainkan harus disertai kehadiran hati dalam mengingat Nabi Muhammad.

Seseorang sebaiknya tidak terjebak dalam menghitung jumlah sholawat hingga melupakan maknanya.

Dalam ceramahnya yang ditayangkan di kanal YouTube @kfytofficial, Buya Yahya menjelaskan fenomena dimana banyak orang terjebak dalam rutinitas membaca sholawat dalam jumlah besar tanpa meresapi maknanya.

BACA JUGA:Perbandingan Samsung Galaxy A55 dan Galaxy A56, Mana yang Lebih Unggul?

BACA JUGA:Perlukah Mencabut Kabel Kulkas Saat Mudik ?

Mereka lebih memperhatikan angka pada tasbih elektronik daripada menghadirkan kecintaan kepada Rasulullah.

"Anda membaca sholawat 1.000 kali, berapa menit? Anggap saja 1.000 kali adalah 1 jam. Sekarang, jangan hilangkan bilangannya, tetapi jadikan 1 jam ini sebagai waktu untuk benar-benar menghadirkan Nabi Muhammad dalam hati," ujar Buya Yahya.

Menurutnya, membaca sholawat dengan perlahan dan penuh kesadaran lebih baik daripada terburu-buru demi mencapai target tertentu. Membaca dengan perlahan meskipun hanya mencapai 250 kali namun tetap menghadirkan hati dalam setiap bacaan lebih bernilai.

Buya Yahya juga menyoroti kebiasaan sebagian orang yang dulu mampu membaca sholawat hingga 5.000 kali, kemudian menurunkannya menjadi 1.000 kali, bahkan terkadang meloncati beberapa bacaan karena mengejar target angka.

"Betul berubah ya, berubah. Ini elektronik dilihat terus dari awal, bukan Allah, bukan Rasul, tapi angka 2.300, 1.000." tegas Buya Yahya.

Kebiasaan terfokus pada angka dalam sholawat dapat menyebabkan hilangnya esensi ibadah tersebut. Sholawat seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah, bukan sekadar mencapai target kuantitatif.

Buya Yahya mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum memperbaiki cara membaca sholawat, menekankan bahwa sholawat yang dilakukan dengan keikhlasan lebih bernilai dibandingkan jumlah besar tanpa kehadiran hati. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang dapat menghadirkan kecintaan kepada Rasulullah dalam setiap bacaan, bukan seberapa banyak sholawat yang dibaca.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan