Usai Lebaran, Diskon Low MPV Ertiga Tembus Hingga Rp 30 Juta

Ilustrasi Net--

BACAKORANCURUP.COM - Memiliki mobil baru usai Lebaran, pasti menjadi salah satu impian beberapa orang. Sejumlah wiraniaga mobil usai Lebaran tahun ini tak segan memberikan diskon atau potongan harga. Terutama untuk model-model yang memang laris, seperti segmen low MPV.

Apalagi, masih ada beberapa stok tahun 2024. Salah satu wiraniaga Suzuki mengungkapkan, diskon untuk Ertiga mencapai Rp 33 juta. Besaran diskon ini sebetulnya masih sama seperti Maret 2025. Namun diskon ini berlaku untuk stok tahun 2024.

"Ertiga GL itu diskon Rp 30 juta bisa pengajuan, kemudian Ertiga Hybrid bisa Rp 33 juta. Kalau untuk NIK 2025, diskon Rp 22 juta," kata wiraniaga Suzuki.

Sementara itu, wiraniaga Toyota di Jakarta mengatakan, Avanza mendapat diskon Rp 18 juta sampai Rp 20 juta. Sementara Veloz potongan harganya bisa tembus Rp 22 juta. "Untuk Avanza tipe E diskon Rp 18 juta, kalau yang tipe G itu Rp 20 juta," kata wiraniaga tersebut.

BACA JUGA:Ini Dia 15 Program Strategis Nasional yang Dibangun di Sumsel, Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Baru

BACA JUGA:Tambang Batu Terbesar Nomor 4 Ternyata Ada di Sumatera Selatan, Lokasinya Disini

Sementara Mitsubishi, dengan mobil LMPV andalannya yaitu Xpander, menawarkan diskon Rp 20 jutaan.

"Diskon Xpander itu puluhan juta, kalau tunai diskon Rp 20 juta, kalau kredit Rp 22 juta nanti pengajuan itu untuk yang (tipe) Ultimate ya," ujar dia.

Adapun buat yang cari Hyundai Stargazer, diskon pada bulan ini kabarnya juga mencapai Rp 20 juta. (CE3)

Pengguna Aplikasi Pengganti WhatsApp Makin Ramai, Ini Alasan Orang Pindah

Bacakorancurup.com - Pendiri Telegram Pavel Durov melaporkan pengguna aktif layanannya sudah menembus 1 miliar per Maret 2025. Bersamaan dengan itu, Durov juga mengatakan profit perusahaan mencapai US$547 juta sepanjang tahun lalu.

Hal ini menunjukkan Telegram sudah makin dekat untuk menantang dominasi WhatsApp. Sebagai perbandingan, pengguna aktif WhatsApp saat ini lebih dari 2 miliar dan diprediksi akan mencapai 3 miliar pada akhir 2025.

"Di atas kami ada WhatsApp, layanan murah yang meniru Telegram. Selama bertahun-tahun, WhatsApp berupaya mengikuti inovasi kami sembari membakar uang miliaran dolar AS untuk lobi dan kampanye PR demi memperlambat pertumbuhan kami," kata Pavel Durov.

"Mereka (WhatsApp, red) gagal. Telegram bertumbuh, meraup keuntungan, dan mempertahankan kemandirian kami," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan