RI Mau Setop Impor BBM, Singapura Terkejut! Ketergantungan Energi Dipertanyakan

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana ambisius untuk menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM), yang selama ini sebagian besar berasal dari Singapura.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa sekitar 54% BBM Indonesia diimpor dari Singapura, sebuah negara yang tidak memiliki sumber daya minyak mentah.
Langkah ini menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari pihak Singapura, yang selama ini menjadi pemasok utama BBM bagi Indonesia.
Rencana ini juga mencerminkan upaya Indonesia untuk mencapai kedaulatan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Bahlil menyatakan keheranannya atas fakta bahwa Indonesia, sebagai negara dengan sumber daya minyak, justru mengimpor BBM dalam jumlah besar dari Singapura. Ia menyoroti bahwa Singapura tidak memiliki ladang minyak, namun mampu mengekspor BBM ke Indonesia.
BACA JUGA:Resmi Dijual di Indonesia, Chery Tiggo 8 CSH Siap Saingi SUV Hybrid Jepang !
BACA JUGA:Menlu AS Kembali Telepon Netanyahu, Bahas Krisis Gaza dan Nasib Sandera
Hal ini dianggap sebagai ironi dan menunjukkan perlunya Indonesia untuk membangun infrastruktur energi yang mandiri. Sebagai langkah awal, pemerintah berencana membangun fasilitas penyimpanan minyak di pulau yang berdekatan dengan Singapura, dengan kapasitas penyimpanan sekitar 30-40 hari.
Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan minyak nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Langkah Indonesia ini mendapat perhatian dari Singapura, yang selama ini menjadi hub perdagangan energi di kawasan Asia Tenggara. Singapura khawatir bahwa rencana Indonesia untuk menghentikan impor BBM dapat mempengaruhi stabilitas pasokan energi di kawasan.
Namun, Indonesia menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat kedaulatan energi nasional dan bukan untuk merugikan mitra dagang. Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Singapura dan negara-negara lain dalam perdagangan energi.
Selain membangun fasilitas penyimpanan, Indonesia juga berencana untuk meningkatkan produksi energi domestik melalui pengembangan energi terbarukan. Presiden Prabowo Subianto menargetkan bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia tidak lagi mengimpor BBM dan mencapai swasembada energi.
Pengembangan bioetanol dari tanaman seperti tebu dan singkong menjadi salah satu strategi untuk mencapai target ini. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit transaksi berjalan dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Namun, tantangan besar masih menghadang. Produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut selama ini ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.