Menlu AS Kembali Telepon Netanyahu, Bahas Krisis Gaza dan Nasib Sandera

ist Menlu AS Marco Rubio (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Yerusalem pada 16 Februari 2025. Rubio menghubungi Netanyahu pada Sabtu, 17 Mei 2025 untuk membahas kondisi terbaru di Jalur Gaza.--
BACAKORANCURUP.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu, 17 Mei 2025 untuk membahas kondisi terbaru di Jalur Gaza.
Panggilan telepon ini merupakan komunikasi kedua mereka dalam tiga hari terakhir, menyusul dimulainya kembali serangan besar-besaran Israel ke wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, Rubio dan Netanyahu berbicara mengenai situasi kemanusiaan di Gaza dan upaya pembebasan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
“Keduanya mendiskusikan situasi di Gaza serta upaya bersama untuk membebaskan semua sandera yang tersisa,” kata Bruce dalam pernyataannya sebagaimana ditulis oleh AFP (Agence France-Presse). Panggilan ini dilakukan setelah Israel mengumumkan operasi militer baru yang ditujukan untuk "mengalahkan Hamas", dengan perluasan serangan ofensif di seluruh Gaza.
Beberapa serangan dalam dua hari terakhir telah menewaskan lebih dari dua puluh orang.
Serangan terbaru Israel ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap pemerintah Netanyahu akibat memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.
Wilayah tersebut masih diblokade ketat oleh Israel, membuat distribusi bantuan kemanusiaan sangat terbatas dan rakyat sipil semakin menderita. Marco Rubio, dalam kutipan wawancaranya dengan media CBS yang akan ditayangkan penuh pada Minggu, 18 Mei 2025, ia menyerukan untuk segera mengakhiri konflik dengan adanya gencatan senjata.
Ia menambahkan bahwa rakyat Gaza tidak seharusnya terus menderita, meskipun ia tetap menyalahkan Hamas sebagai penyebab utama konflik ini.
“Kami tentu tidak ingin rakyat terus menderita seperti sekarang, dan kami menyalahkan Hamas atas hal itu, tetapi bagaimanapun juga, mereka sedang menderita,” ungkapnya.
Rubio juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang menjajaki kemungkinan mekanisme gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera.
Saat ini, dari 251 orang yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023, sebanyak 57 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 yang dinyatakan telah tewas oleh militer Israel.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump yang sedang berada di Abu Dhabi pada Jumat, 16 Mei 2025 menyatakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan di Gaza. “Banyak orang yang kelaparan,” ungkap Trump.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu menyebabkan 1.218 warga Israel tewas, mayoritas adalah warga sipil. Sebagai respons, Israel terus melancarkan serangan ke Gaza yang kini telah memasuki fase intensif.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan, sejak Israel melanjutkan serangan pada 18 Maret 2025, sebanyak 3.131 orang telah tewas. Total korban meninggal dunia sepanjang konflik ini telah mencapai 53.272 orang.