Warren Buffett Anti Emas ? Ini Alasan Mengapa Ia Menolak Investasi Populer Itu

IST Investasi Emas--

BACAKORANCURUP.COM - Warren Buffet merupakan salah satu tokoh paling disegani dalam dunia investasi modern. Tidak hanya dikenal karena kejeniusannya dalam mengelola portofolio keuangan, ia juga menduduki posisi sebagai salah satu individu dengan kekayaan tertinggi di dunia.

Melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, Buffett telah membangun imperium investasi yang luar biasa, dengan total kekayaan pribadi yang diperkirakan mencapai sekitar 160 miliar dolar AS atau setara Rp2.594 triliun, jika mengacu pada kurs Rp16.214 per dolar AS.

Keberhasilannya menjadikan Buffett panutan bagi banyak pelaku pasar dan investor pemula.

Ia mengedepankan prinsip investasi jangka panjang berbasis nilai (value investing), yang fokus pada pemilihan saham berkualitas tinggi yang harganya masih berada di bawah nilai intrinsik. Strategi ini telah membuatnya mendapatkan reputasi sebagai investor paling berhasil sepanjang sejarah.

BACA JUGA:Pesaing Baru di Kelas Menengah ! Tecno Pova 7 5G Hadir dengan Chipset Kencang dan Status Light Canggih

BACA JUGA:Alasan untuk Jangan Sembarangan Terjun ke Investasi Saham

Namun menariknya, meskipun dikenal sebagai sosok yang sangat rasional dan konservatif dalam menentukan arah investasi, Buffett menunjukkan sikap yang cukup tegas terhadap logam mulia, khususnya emas.

Berbeda dengan banyak investor yang menjadikan emas sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi, Buffett justru menyatakan ketidaktertarikannya terhadap logam tersebut.

Ia menilai bahwa emas tidak memenuhi kriteria investasi produktif yang ia anut.

Dalam surat tahunan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 2011, Buffett menyampaikan kritik mendalam terhadap emas. Ia menyebut bahwa emas memiliki dua kelemahan besar dari perspektif investasi, yaitu keterbatasan fungsional dan ketidakmampuan untuk menghasilkan keuntungan secara mandiri.

Menurutnya, meskipun emas memiliki kegunaan dalam sektor industri dan dekoratif, permintaan dari dua sektor itu sangat terbatas dan tidak cukup signifikan untuk menyerap pasokan emas global yang terus meningkat.

Bahkan, ia menyebut bahwa jika seseorang memiliki satu ons emas, maka bahkan setelah puluhan tahun, orang tersebut tetap hanya akan memiliki satu ons emas tanpa adanya penambahan nilai yang nyata.

Buffett mengklasifikasikan jenis investasi seperti emas ke dalam kategori aset non-produktif. Aset ini, menurutnya, tidak memberikan dividen, bunga, atau pertumbuhan nilai berdasarkan aktivitas ekonomi.

Nilai emas lebih banyak bergantung pada psikologi pasar dan persepsi kolektif, yaitu kepercayaan bahwa orang lain akan membeli aset tersebut dengan harga yang lebih tinggi di masa depan. Artinya, investasi emas lebih merupakan bentuk spekulasi daripada strategi keuangan jangka panjang yang berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan