Masih Ada Sekolah Gunakan LKS, Dikbud Bakal Bertindak

Ilustrasi Net--

CURUP, CE - Mendapatkan banyaknya laporan dari masyarakat bahwa masih adanya beberapa sekolah yang menggunakan dan menjual Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 kemarin, sehingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Rejang Lebong Lebong akan melaksanakan  Inspeksi mendadak (Sidak) pada setiap masing - masing Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Rejang Lebong.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (KadisDikbud) Rejang Lebong Rezza Paklevi SH MM menyampaikan bahwa melalui anggaran Dana Operasional Sekolah (BOS) sudah dianggarkan sebanyak 10 persen untuk setiap siswa untuk dapat membelikan buku cetak dari seluruh mata pelajaran untuk sehingga masing - masing siswa tersebut sudah dijamin bisa mengikuti KBM.

BACA JUGA:Akhir Bulan Ini, PMB IAIN Curup Dimulai

BACA JUGA:Curi Start PPDB, Dana BOS Bakal Dipotong

"Berdasarkan laporan dari sejumlah masyarakat bahwa pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 kemarin, masih ada beberapa sekolah di Kabupaten Rejang Lebong yang menggunakan LKS sebagai sumber utama dalam melaksanakan KBM di Kelas, untuk itu kami meminta agar hal tersebut tidak terulang kembali," ujarnya.

Dikatakan Rezza bahwa melalui Anggaran Dana BOS, setiap setiap siswa mempunyai hak untuk bisa mendapatkan buku setiap mata pelajaran, satu anak satu buku dari setiap pelajaran, sehingga pembelian buku LKS tidak diperlukan dalam melaksanakan proses pembelajaran. pihaknya tidak melarang siswa untuk membelikan buku LKS tersebut sebagai menunjang siswa ketika belajar di rumah, akan tetapi pihaknya melarang pihak guru sekolah mengelola untuk pembelian buku LKS tersebut, serta menjadikannya acuan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, karena menggunakan buku tersebut sebagai acuan pembelajaran dinilai kurang kreatif dan inovatif, karena buku tersebut sudah mempunyai berbagai macam soal dan juga kunci jawaban.

"Untuk penggunaan LKS tersebut belum tentu sesuai dengan kurikulum merdeka saat ini yang menuntut interaksi serta komunikasi guru dan siswa terjalin,apalagi dengan menggunakan LKS tentulah guru yang mengajar tersebut tidak kreatif yang terlalu terpaku dengan soal soal yang ada di LKS yang sudah mempunyai kunci jawaban," jelasnya.

Sementara itu Rezza mengatakan bahwa jika terdapat beberapa buku LKS yang dijual oleh dari masing - masing sekolah maka akan terdapat pemaksaan pada pembelian buku LKS tersebut serta menjadikan sebagai keharusan.

"Silahkan saja jika guru ingin menggunakan LKS akan tetapi buku tersebut merupakan hasil ciptaan masing masing guru, yang memang sesuai dengan materi yang sudah diajarkan untuk lembar kerja siswa dirumah, bukan di sekolah," tuturnya.

Sementara itu, Rezza mengharapkan masing - masing guru tersebut lebih banyak memanfaatkan buku - buku pendamping dan buku - buku paket yang sesuai dengan kurikulum merdeka, yang juga sudah dianggarkan melalui anggaran dana BOS tersebut, serta mengharapkan masing - masing guru tersebut bisa lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa sekarang ini. 

Tag
Share