PBNU Desak Israel Buka Akses Masjid Al-Aqsa, Bagi Muslim Palestina Selama Ramadan

istKetua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf dan Waketum PBNU Amin Said Husni, dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dalam konferensi pers di gedung PBNU Jakarta, 9 Maret 2024--

Curupekspress.bacakoran.co - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mendesak agar Israel membuka akses ke Masjid Al-Aqsa bagi umat muslim yang akan beribadah selama bulan Ramadan.

Masjid yang terletak di kawasan kota tua Yerussalem tersebut memang telah ditutup sejak Oktober 2023. Bulan pertama meletusnya perang antara milisi Hamas dan Israel.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut menyoroti tragedi kemanusiaan yang kian memburuk di Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat.

Dia juga menyayangkan penutupan akses Masjid Al-Aqsha yang telah berlangsung beberapa waktu terakhir.

BACA JUGA:JK Sebut Pemerintahan Jokowi Menyusahkan Presiden Berikutnya

BACA JUGA:Volume Sampah Diprediksi Melonjak, 30 Petugas Kebersihan Kerja Lembur Selama Ramadan

“Kami juga meminta meminta dengan sungguh-sungguh pada penguasa Israel untuk membuka akses Masjidil Aqsa untuk beribadah selama ramadan ini, karena sudah beberapa waktu ini Masjidil Aqsa ditutup aksesnya dari umat Islam yang ingin beribadah ke sana,” kata Gus Yahya dalam keterangan persnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Maret 2024.

Pria asal Rembang, Jawa Tengah tersebut mengaku telah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.

Termasuk pemerintah Indonesia melalui menteri luar negeri. Namun, dia menilai, situasi saat ini masih serba sulit karena suara masyarakat internasional terus diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik.

“Kami khawatir malapetaka yang sedang berlangsung cenderung menjadi status quo, karena semua suara masyarakat internasional sama sekali tidak didengar dan diabaikan oleh mereka yang terlibat di dalam bencana Palestina ini,” ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut.

Karenanya, Gus Yahya mengimbau komunitas internasional, termasuk pemerintah Indonesia, untuk terus mengambil inisiatif diplomatik internasional dan kebijakan-kebijakan yang tegas untuk membongkar kebekuan bencana yang sedang terjadi.

"Inisiatif bisa berupa manuver-manuver diplomatik internasional, maupun tentu saja juga kebijakan-kebijakan yang decisive yang dilaksanakan secara deliberate secara sungguh-sungguh di lapangan untuk berupaya terus membongkar kebekuan bencana yang sekarang sedang berlangsung,” kata dia.

Ia juga meminta kepada aktor-aktor global untuk mengingat bahwa membiarkan kebrutalan yang terjadi di Palestina bisa memicu dinamika yang berbahaya bagi stabilitas dan keamanan global.

Karena dalam perang yang terjadi, prinsip-prinsip hukum internasional dilanggar. Pelanggaran yang dibiarkan berlangsung ini bisa membuat putus asa seluruh masyarakat internasional atas tatanan internasional yang sudah disepakati.

Tag
Share