Bioetanol Ramah Lingkungan dan Bantu Mengurangi Pemanasan Global

ist Bioetanol.--

CURUPEKSPRESS.BACAKORAN.CO  - Pemerintah meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan bioetanol. Bioetanol diluncurkan guna menekan tingkat polusi Udara di Indonesia. Didefinisikan Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar minyak terbarukan RON 95 yang terdiri dari campuran Pertamax (RON 92) dan etanol sekitar 5 persen. 

BBM terbaru ini disebut juga sebagai salah satu jenis bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan organik. Sebab, Bioetanol dihasilkan dari proses fermentasi dengan memakai campuran tanaman, seperti ubi jalar, jagung, atau gandum. 

Maka dari itu, Bioetanol bisa digunakan sebagai pengganti atau campuran bahan bakar fosil, seperti bensin, kadar yang dimiliki oleh bioethanol sebesar 90-94 persen yang disebut dengan bioetanol tingkat industri. 

BACA JUGA:Jelang Pilkada DKI, Bacagub Zaki Iskandar Gelar Safari Politik

Disebut dengan bioetanol tingkat netral jika kadarnya mencapai 94-99,5 persen. Biasanya, ini dipakai untuk campuran minuman keras. 

Ada pula bioetanol yang tingkat bahan bakarnya memiliki kadar cukup tinggi minimal 99,5 persen.Menurut US Department of Energy, penggunaan bioetanol dapat meningkatkan penghematan bahan bakar. Lantas, apa saja keuntungan dan manfaat penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar minyak? Simak informasinya di bawah ini menurut Conserve Energy Future. 

1. Ramah Lingkungan 

Bioetanol menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan. 

Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan untuk menggerakan mobil menghasilkan tingkat racun yang sangat rendah di lingkungan. 

Etanol diubah menjadi bahan bakar dengan cara dicampur bensin. 

Namun, secara khusus, etanol memiliki rasio bensin 85:15. Rasio ini meminimalkan emisi gas rumah kaca ke lingkungan. Komposisi kecil bensin ini bertindak sebagai penyala. Sedangkan, etanol mengambil sisa tugas. 

Maka dari itu, dibandingkan bahan bakar lainnya, bioetanol tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. 

2. Mengurangi Bergantung pada Bahan Bakar Fosil

Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya ketergantungan yang berlebihan pada impor bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batu bara), maka cara yang paling ekonomis adalah dengan memanfaatkan bahan bakar dari jagung atau biomassa. 

Tag
Share