BACAKORANCURUP.COM - Latihan Posko I dan Latihan Lapangan Korem 041/Gamas Bengkulu yang digelar di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu, mencapai puncaknya dengan simulasi penyelesaian konflik pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Skenario yang disimulasikan sangat dekat dengan kondisi riil yang terjadi.
Ada kelompok masyarakat tidak puas dengan hasil pemilu. Organisasi masyarakat (ormas) yang mendukung salah satu calon Gubernur Bengkulu melakukan aksi unjuk rasa karena tidak menerima hasil keputusan KPU. Namun, setelah mediasi di Aula Demokrasi KPU Provinsi Bengkulu dan fasilitasi yang dilakukan Korem 041/Gamas, Polda Bengkulu, serta KPU Provinsi Bengkulu, ormas tersebut akhirnya menerima hasil keputusan pilkada.
Simulasi kesepakatan damai ini ditandai dengan penandatanganan pernyataan kesepakatan oleh perwakilan ormas dan Ketua KPU Provinsi Bengkulu yang disaksikan langsung oleh Aparat Penegak Hukum (APH). Baik TNI maupun Polri.
Komandan Korem (Danrem) 041/Gamas Brigjen TNI Rachmad Zulkarnaen mengatakan, dalam Pilkada ini tentu ada yang menang dan kalah. Dalam simulasi, Pihak yang kalah mengajukan tuntutan karena tidak menerima keputusan KPU.
"Untuk itu, kami lakukan mediasi bersama TNI, POLRI, dan KPU agar proses dapat berjalan dengan baik. Kami sebagai aparat penegak hukum akan mengawal jalannya proses ini" ujar Danrem, usai simulasi latihan lapangan, di Aula Demokrasi KPU Provinsi Bengkulu, Minggu 27 Oktober 2024.
BACA JUGA:Masyarakat Jawa di BU Nyatakan Dukungan ke Romer
BACA JUGA:Bumbu Ibu Basidah! Bukti UMKM Lokal Asal Rejang Lebong yang Mampu Menembus Pasar Global
APH memastikan, tetap akan menjaga agar proses Pilkada berjalan lancar. Tentunya, menurut Danrem, masyarakat tetap tenang dan mampu menjaga kondusifitas.
"Masyarakat tenang saja dulu, biarkan proses berjalan. Sudah ada instansi yang bertugas untuk menangani situasi dan kondisi pasca Pilkada ini," tuturnya.
Kepala Seksi Operasi sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan, Kolonel Kav Dodik Oktaviano, menjelaskan latihan lapangan itu tujuannya untuk mengantisipasi potensi konflik sosial yang muncul usai Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu digelar.
"Tentu nanti ada pihak yang merasa tidak puas atas hasil keputusan KPU. Oleh karena itu, dilakukan simulasi untuk menghadapi dan mengantisipasi kerusuhan yang mungkin terjadi," ungkap Dodik.
Dalam proses simulasi, menurut Dodik, semua telah berjalan lancar. Baik dari pengamanan aksi unjuk rasa hingga mediasi. Termasuk penandatanganan kesepakatan menerima hasil pilkada.