Citra positif ini juga berpengaruh terhadap persepsi publik dan kepercayaan konsumen, terutama di era saat ini di mana nilai-nilai sosial semakin berpengaruh terhadap pilihan konsumen.
4. Mengurangi Konflik dan Meningkatkan Kerjasama Tim
Kesetaraan gender berkontribusi pada hubungan kerja yang lebih harmonis. Diskriminasi dan ketidaksetaraan gender sering kali menjadi pemicu konflik di tempat kerja.
Ketika perusahaan memiliki kebijakan yang adil dan inklusif, karyawan lebih cenderung bekerja sama, mendukung satu sama lain, dan merasa nyaman dalam tim, sehingga konflik dapat diminimalkan.
5. Memperkuat Daya Saing Perusahaan
Dengan menerapkan kesetaraan gender, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan lebih banyak talenta berbakat. Lingkungan kerja yang inklusif dan adil menciptakan reputasi perusahaan yang menarik bagi calon karyawan potensial.
Daya saing perusahaan juga meningkat, terutama dalam industri yang kompetitif, karena tenaga kerja yang beragam mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dan ide-ide inovatif yang relevan dengan pasar global.
6. Mengurangi Biaya Turnover
Perusahaan yang tidak memberlakukan kesetaraan gender sering kali memiliki tingkat turnover yang lebih tinggi, terutama di kalangan karyawan yang merasa tidak dihargai atau diperlakukan tidak adil.
Tingginya angka turnover menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya lebih untuk rekrutmen, pelatihan, dan adaptasi karyawan baru. Sebaliknya, lingkungan yang mendukung kesetaraan gender akan meningkatkan loyalitas karyawan, sehingga turnover dapat ditekan.
7. Menunjang Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial
Kesetaraan gender di tempat kerja juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan mendukung kesetaraan, perusahaan berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.