• Warisan Budaya UNESCO
Keindahan alam dan kekayaan budaya Wae Rebo membuatnya diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada Agustus 2012, mengalahkan 42 negara lainnya. Keunikan rumah Mbaru Niang menjadikan desa ini sebagai lokasi konservasi warisan budaya yang sangat berharga.
• Upacara Adat Penti
Setiap bulan November, warga Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti, sebuah perayaan untuk bersyukur atas hasil panen. Upacara ini juga menandai awal musim tanam di desa tersebut. Upacara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Wae Rebo pada pertengahan bulan November.
• Usia 1200 Tahun
Saat ini, desa Wae Rebo berusia 1200 tahun dan telah memasuki generasi ke-20, di mana satu generasi berlangsung selama 60 tahun. Desa ini termasuk salah satu yang tertua di Flores.
• Warga Lokal Keturunan Minang
Meskipun terletak di Kabupaten Manggarai, NTT, penduduk Desa Wae Rebo memiliki keturunan Minangkabau dari Sumatera Barat. Nenek moyang mereka, Empo Maro, berasal dari Minangkabau dan melakukan perjalanan jauh hingga ke Flores.
Setelah menjelajahi berbagai tempat, Empo Maro akhirnya menetap di kawasan yang kini dikenal sebagai Desa Wae Rebo. Menariknya, meskipun memiliki latar belakang Minangkabau, nama-nama penduduk di desa ini tidak mengikuti pola umum yang biasa ditemukan di masyarakat Minangkabau.
• Upacara Kemerdekaan dengan Bendera di Atas Rumah
Saat merayakan Hari Kemerdekaan RI, warga Wae Rebo memasang bendera merah putih di atas rumah adat Mbaru Niang. Walaupun lokasinya cukup terpencil, warga Wae Rebo tetap antusias dan khidmat dalam menjalani upacara kemerdekaan.
Dengan berbagai fakta unik tentang Desa Wae Rebo, desa yang indah di atas awan ini tetap ramai dikunjungi meskipun lokasinya jauh. Tertarik untuk menikmati keindahan alamnya ? Ayo, rencanakan liburan ke Wae Rebo !