5. Sampaikan Permintaan Maaf dengan Tulus (Jika Diperlukan)
Meskipun Anda tidak melakukan kesalahan, dalam beberapa situasi, mengucapkan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh orang lain bisa membantu meredakan situasi. Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Saya minta maaf jika situasi ini membuat Anda frustrasi, saya ingin membantu menyelesaikannya.” Permintaan maaf seperti ini bukan berarti Anda mengakui kesalahan, tetapi menunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan mereka.
6. Gunakan Bahasa Tubuh yang Positif
Bahasa tubuh Anda bisa memberikan dampak besar dalam menenangkan situasi. Jaga postur tubuh yang terbuka dan tidak defensif, seperti menghindari menyilangkan tangan atau menunjukkan ekspresi wajah yang cemberut. Lakukan kontak mata dengan lembut dan jangan menunjukkan sikap agresif, agar orang yang marah merasa dihormati dan didengarkan.
7. Beri Solusi atau Tawarkan Bantuan
Jika situasinya memungkinkan, tawarkan solusi atau bantuan yang dapat membantu menyelesaikan masalah. Ini bisa menunjukkan bahwa Anda tidak hanya peduli pada perasaan mereka, tetapi juga berusaha untuk memperbaiki keadaan. Terkadang, orang yang marah justru membutuhkan seseorang yang bisa membantu mereka mencari jalan keluar dari masalah yang ada.
8. Jangan Menghindar atau Menanggapi dengan Marah
Menghindari atau menghindari percakapan dengan orang yang marah hanya akan memperburuk situasi dan bisa menciptakan ketegangan lebih lanjut. Begitu juga, menanggapi dengan marah atau berdebat hanya akan memperburuk suasana. Jangan membalas kemarahan dengan kemarahan, karena ini bisa memperburuk hubungan dan membuat penyelesaian menjadi lebih sulit.
9. Setelah Situasi Reda, Ajak Diskusi Lebih Lanjut
Setelah kemarahan mereda, ajak orang tersebut untuk berdiskusi secara lebih terbuka dan rasional. Jelaskan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan coba cari tahu apa yang sebenarnya membuat mereka marah. Ini bisa menjadi kesempatan untuk membangun pemahaman lebih baik dan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif.