BACAKORANCURUP.COM- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menanggapi viralnya tagar #kaburajadulu. Ia mengatakan, setiap warga negara berhak mengekspresikan dirinya
"Kita harus hormati setiap ekspresi WN masyarakat, siapapun dia," katanya kepada wartawan usai Bimtek Nasional Fraksi Demokrat di Jakarta Pusat, Minggu 23 Februari 2025.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang menjamin hak kebebasan berekspresi atau bersuara bagi setiap warganya.
"Yang jelas saya sendiri melihat bahwa selalu ada ruang untuk kita bisa berkarya, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Itu adalah pilihan yang baik. Bagi saya patriotisme itu berlaku luas. Jadi, di mana pun ia berada, seseorang yang masih mencintai negerinya pasti dalam hati dan pikirannya ada untuk Indonesia," jelasnya.
Menko Infrastruktur ini juga menambahkan bahwa banyak generasi muda yang mencari peluang dan pengalaman di luar negeri.
"Ilmu pengetahuan itu bisa didapatkan dari berbagai penjuru dunia, dan tentunya pengalaman yang berharga yang pada akhirnya bisa dikontribusikan untuk Indonesia, untuk ekonominya, dan untuk kemajuan rakyat," ujarnya.
Di sisi lain, AHY percaya bahwa pemerintah harus berusaha keras untuk menciptakan Indonesia sebagai rumah yang nyaman bagi warganya.
BACA JUGA:Kepala Daerah Menyusul Retret Tidak Dapat 'Sertifikat Kelulusan'
BACA JUGA:Prabowo Resmi Luncurkan Danantara
"Kita berupaya menjadikan Indonesia rumah yang nyaman untuk kita semuanya, bisa bekerja dengan baik, bisa punya masa depan, bisa punya karier dalam profesi apapun," katanya.
AHY juga mengingatkan agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak perlu.
"Semua memiliki kebebasan untuk memilih masa depannya masing-masing. Yang paling penting bagi saya adalah tidak kita teraduk-aduk dalam provokasi yang tidak perlu. Kita saling hargai, saling hormati. Itu pilihan yang baik, itu pilihan rasional," tandasnya.Tagar #KaburAjaDulu saat ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial.
Netizen membahas peluang besar bekerja di luar negeri, berbagi kisah sukses para pekerja migran Indonesia (PMI) yang meraih karier cemerlang di negara lain, lebih sukses dibandingkan di Indonesia.
Selain itu, tagar ini juga digunakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah, yang dianggap kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia.