BACAKORANCURUP.COM - Terhitung sejak tanggal 28 Maret 2025 lalu, penyaluran beras SPHP Bulog di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Rejang Lebong dihentikan sementara.
Hal itu dilakukan guna mendukung penyerapan gabah dan beras yang menjadi program Presiden Prabowo untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Pemimpin Cabang (Pinca) Perum Bulog Kc Rejang Lebong, A Musalim Yudha menjelaskan, sesuai dengan yang diintruksikan Presiden Prabowo, kedepannya tidak ada lagi impor beras untuk ketahanan pangan di Indonesia.
Karena itulah kata dia, penyaluran beras SPHP diberhentikan sementara, dan Bulog di seluruh Indonesia diminta fokus melakukan penyerapan beras dan gabah dari petani sampai bulan April 2025 ini.
BACA JUGA:BMKG: Musim Penghujan Masih Berlangsung hingga April
BACA JUGA:Dewan Minta Pemkab Sigap Tanggapi DBD di Rejang Lebong
"Dari informasi yang kami terima, untuk penyaluran beras SPHP kembali diberhentikan sementara. Namun kali ini, alasannya karena Bapanas ingin fokus terlebih dahulu dengan penyerapan gabah dan beras yang tengah gencar dilakukan di seluruh Indonesia," ujar Yudha.
Sementara itu terkait dengan penyaluran beras SPHP kepada RPK sendiri kata Yudha, sebelum tanggal 27 Maret 2025 kemarin sudah disalurkan sebanyak 2 ton beras SPHP kepada masing-masing RPK. Karena itu kata dia, penyaluran beras SPHP tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh ROK selama beberapa waktu ke depan.
"Idealnya memang beras SPHP itu untuk daerah yang terkena inflasi. Namun karena stok yang ada di Bulog selama ini banyak, beras SPHP disalurkan ke seluruh penjuru Indonesia. Akan tetapi kemungkinan kedepannya, beras SPHP akan bergeser menjadi beras lokal," jelasnya.
Sementara itu tambah Yudha, untuk batas waktu pemberhentian penyaluran beras SPHP sendiri, sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut untuk penyaluran beras SPHP lagi.
Karena itu terangnya, pihak Bulog Rejang Lebong hanya menunggu saja intruksi dari pusat.
"Kita tidak tahu pasti sampai kapan penyaluran beras SPHP ini diberhentikan. Sementara untuk stok SPHP yang tersisa, saat ini masih kita simpan di gudang sembari menunggu petunjuk dari pemerintah pusat," pungkasnya.