Alex tersisih. Gereja yang kaya raya itu sepenuhnya di bawah kendali Aswin.
Tidak sepenuhnya. Pendeta Leonard tidak setuju Bethany diwariskan ke Aswin.
Pergantian kepemimpinan harus lewat Sidang Raya Sinode. Maka diadakanlah sidang itu. Leonard terpilih.
Terjadilah saling lapor polisi. Leonard jadi tersangka. Alex juga jadi tersangka.
Alex pun meninggal dunia. Tak lama kemudian, di tengah Covid-19, Leonard juga meninggal dunia. Media melaporkan Aswin tidak hadir di rumah duka maupun di pemakaman sang ayah saat itu.
Sebenarnya Pendeta Leonard ingin mengubah pengurus Yayasan Bethany.
Itu sesuai dengan putusan pengadilan. Yakni putusan perdamaian antara dirinya dengan Alex.
Tapi perubahan itu tidak pernah bisa dilaksanakan. Setiap kali putusan pengadilan itu akan dilaksanakan selalu dihalangi.
"Ada Sambo di baliknya," ujar seorang tokoh senior Bethany.
Tapi setelah Sambo tidak ada lagi, pendeta Leonard juga sudah tidak ada.
Pendeta Samuel, yang menggantikan Leonard, pilih cari penyelesaian yang berbeda.
Yakni pisah saja. Biarkan Aswin memimpin Bethany Indonesia. Ia mengusulkan lembaga baru: Gereja Bethany Nusantara.
"Kebetulan ibu kota negara kan Nusantara," ujar Samuel.
Rasanya ide Samuel itu yang paling masuk akal.
Sengketa di Bethany telah terlalu berlarut-larut. Sampai membawa nama kurang baik bagi gereja.
Menteri Agama, cq dirjen agama Kristen, rasanya perlu mengakomodasikan keinginan itu. Lalu biarkan gereja menyelesaikan sengketanya sendiri.