Curupekspress.bacakoran.co - Viral video Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi ikut walk out saat debat terbuka di Dewan Keamanan PBB.
Dalam video yang viral di media sosial, terdapat momen saat Menlu Retno dan sejumlah diplomat lainnnya meninggalkan ruang debat terbuka.
Tindakan walk out dilakukan para diplomat usai Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, berbicara di DK PBB.
Sejumlah diplomat memutuskan melakukan walk out lanraran sebagai bentuk protes terhadap perlakuan tidak adil Israel terhadap Palestina.
BACA JUGA:Jokowi Tegaskan Jika Presiden Boleh Kampanye dan Memihak
BACA JUGA:Jaksa Siap Hadapi Banding Terdakwa Pengetapel Guru
Dalam forum debat terbuka, Menlu Retno secara tegas mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB dalam menjalankan resolusi-resolusi terkait Palestina.
Dia dengan jujur merasa tak puas karena adanya gagalnya implementasi resolusi tersebut.
Ini merupakan sikap yang berani dan menggambarkan kepedulian Indonesia terhadap krisis pembunuhan yang sedang berlangsung di Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengutuk penolakan Israel terhadap pendirian Negara Palestina pasca-peristiwa Gaza.
BACA JUGA:Bupati Minta OPD Munculkan Inovasi Baru BACA JUGA:Jukir Dilarang Tarik Retribusi Parkir, Begini Alasannya!Beliau mengungkapkan bahwa penolakan ini tidak dapat diterima dan harus diakhiri.
Guterres menegaskan bahwa "pendudukan Israel harus berakhir" dan bahwa hak rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri merupakan prasyarat bagi perdamaian dunia.
Namun, Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengklaim bahwa terdapat jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza jika Dewan Keamanan PBB menyetujuinya.
Erdan menyatakan bahwa jika Hamas menyerahkan orang-orang yang bertanggung jawab atas peristiwa kekerasan pada tanggal 7 Oktober dan membebaskan seluruh tahanan, maka perang bisa langsung berakhir.
Pernyataan ini disambut skeptis oleh Menlu Otoritas Palestina, Riyad al Maliki, yang menginginkan masyarakat internasional untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil terhadap kelompok-kelompok yang menghancurkan konsensus dunia tentang solusi dua negara.