Yang pertama adalah mengurai benang kusut, kedua mencairkan yang beku, dan yang ketiga menyambung yang putus.
Oleh sebab itu, tambah Ustaz Abdul Somad, kalau sudah menghadiri halal bihalal, apakah itu halal bihalal yang dibuat oleh adat, apakah itu halal bihalal yang dibuat oleh sekolah
BACA JUGA:420 Ribu Pemudik Berangkat dari Stasiun Pasar Senen
BACA JUGA:Iran Bersiap Serang Israel, Bersihkan Jalur Udara dari Penerbangan Komersial
Lebih jauh Ustaz Abdul Somad menjelaskan, selama satu tahun terikat maka kita tidak membuatnya lagi menjadi putus. Tapi, kalau itu yang kusut tetap kusut, yang beku tetap beku tidak mencair, dan yang ke simpul mati tidak juga lepas. Oleh karena itu maknanya tidak bermakna, ujar Ustaz Abdul Somad.
Berkaitan dengan halal bihalal ibarat 2 makna tadi, maka dia ada dua yang diikatkan dan disimpulkan. Maka begitu juga manusia, ada dua, kalau satu saja yang mau memaafkan, sedangkan yang satunya lagi tidak mau memaafkan, maka itu tidak menjadi halal bihalal, kata Ustaz Abdul Somad,Sehingga idealnya saat halal bihalal ialah antara satu dengan yang lainnya itu mesti saling maaf memaafkan, tutup Ustaz Abdul Somad.