CURUPEKSPRESS.BACAKORAN.CO - Wali Kota Medan, Bobby Nasution, telah mengambil keputusan untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Langkah ini dilakukan setelah Bobby sebelumnya merupakan kader dari PDI P dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari partai tersebut.
Menyikapi keputusan tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa keputusan yang diambil mantan kadernya itu merupakan hak warga negara.
"Setiap warga negara berkonstitusi memiliki hak untuk berserikat dan berkumpul," katanya kepada wartawan, Rabu 22 Mei 2024.
BACA JUGA:Bawaslu Rejang Lebong Lantik 45 Panwascam Pilkada 2024
Hasto menjelaskan bahwa dalam politik, ada perbedaan antara pilihan yang didasarkan pada idealisme dan kepentingan praktis kekuasaan.
"Ada yang bergabung karena ada idealisme, ada yang bergabung karena kepentingan kekuasaan praktis," ucapnya.
Meskipun demikian, PDI Perjuangan menyatakan penghormatannya terhadap keputusan Bobby untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
"PDI Perjuangan menghormati pilihan untuk bergabung dalam partai politik tersebut," tegasnya.
Langkah politik Bobby Nasution pun menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, membagi pendapat di antara pilihan berpolitik yang didasarkan pada ideologi atau kepentingan praktis.
Sebelumnya, Bobby Nasution, Wali Kota Medan, telah menandai langkah besar dalam karir politiknya dengan bergabung ke Partai Gerindra.
Pada Senin, 20 Mei 2024, Bobby menerima secara resmi kartu tanda anggota partai dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Sumatera Utara, Gus Irawan Pasaribu.
Tidak hanya bergabung, Bobby langsung mendaftar sebagai bakal calon gubernur Sumatera Utara untuk Pemilihan Gubernur 2024 melalui Partai Gerindra, yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Namun, Bobby tidak berhenti di sana. Hingga Selasa, 21 Mei 2024, dia telah mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur dari tujuh partai politik, termasuk Gerindra.
Melalui timnya, Bobby telah mengambil formulir pendaftaran di enam partai lainnya, yaitu Partai Demokrat, PKB, Perindo, PPP, Hanura, dan Nasdem.
Tindakan ini menunjukkan keputusannya untuk mengejar posisi gubernur dengan dukungan lintas partai, memperkuat peluangnya dalam kontes politik yang sengit di Sumatera Utara.