Tradisi Tabot di Bengkulu Bikin Merinding Bukan Karena Mistis, Simak Penjelasan Berikut Ini

Jumat 13 Sep 2024 - 11:00 WIB
Reporter : Lola. Mg1
Editor : radian

BACAKORANCURUP.COM - Di Provinsi Bengkulu, ada tradisi tahunan yang berlangsung selama beberapa hari di bulan Muharram yang disebut Tabot.

Tabot ialah upacara keagamaan yang dilakukan oleh sebagian umat. Islam di Bengkulu untuk memperingati kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Upacara ini juga sebagai bentuk penghormatan atas kematin cucu Nabi Muhammad SAW yang terjadi diperang Karbala di Irak pada tahun 61 H atau 681 M.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang perayaan Tabot ? Baca penjelasan dan gambaran pelaksanaan Tabot di Bengkulu berikut ini.

BACA JUGA:Pemkot Gencarkan UMKM dan UB Naik Kelas

Menurut sumber terpercaya, istilah "Tabot" berasal dari kata "Tabut" dalam bahasa Arab memiliki arti "kotak kayu" atau "peti". Dalam Al-Qur'an sendiri, "Tabut" dikenal sebagai peti yang berisi kitab Taurat.

Pada zaman dahulu, Bani Israil percaya bahwa kemunculan peti ini akan mendatangkan kebaikan jika berada ditangan pemimpin mereka dan jika peti ini hilang maka mereka akan menghadapi malapetaka.

Upacara Tabot berlangsung selama 10 hari dibulan Muharram dan sudah ada sejak abad ke- 14. Tradisi ini sangat identik dengan kebudayaan Bengkulu.

Pada tahun 1990, Tabot dijadikan Pesta Budaya dan Festival Wisata di Bengkulu.

Awalnya hanya upacara ritual, tetapi kini juga melibatkan berbagai atraksi yang menghibur masyarakat dan menarik  wisatawan.

Beberapa orang mengatakan bahwa Tabot pertama kali dilakukan di Bengkulu oleh Syekh Burhanuddin atau Imam Senggolo pada tahun 1985.

Imam Senggolo menikah dengan wanita Bengkulu dan memiliki keturunan hingga kini. Keluarga mereka dikenal sebagai keluarga Tabot, yang terdiri dari 17 keluarga dan dibagi menjadi keluarga Bangsal dan keluarga Imam. Mereka inilah yang wajib mengadakan upacara Tabot setiap tahunnya.

Ada juga pendapat bahwa tradisi Tabot dibawa oleh pekerja dari Madras dan Bengali yang membangun Benteng Malborough di Bengkulu pada tahun 1718-1719.

Pekerja itu merupakan penganut Syi'ah yang dibawa oleh Inggris, dikatakan bahwa perayaan Tabot di Bengkulu mirip dengan upacara berkabung Syi'ah yang disebut Takziyah.

 

Ada 8 tahapan dalam rangkaian pelaksanaan Tabot, diantaranya :

Kategori :