Akhirnya, kerbau Majapahit mati dan rakyat Minangkabau menang. Karena itu, Rumah Gadang dibuat mirip tanduk kerbau sebagai simbol kemenangan mereka.
Secara tradisional, Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga besar. Di sinilah berlangsungnya berbagai acara penting, seperti pernikahan, khitanan, dan pertemuan keluarga.
Selain itu, Rumah Gadang juga mencerminkan sistem kekerabatan matrilineal yang dianut masyarakat Minangkabau, di mana harta warisan dan garis keturunan mengikuti jalur perempuan. Rumah Gadang telah menjadi simbol identitas masyarakat Minangkabau.
Keberadaannya tidak hanya mencerminkan aspek arsitektur, tetapi juga nilai-nilai seperti kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap nenek moyang.
Setiap Rumah Gadang memiliki ciri khas yang berbeda, mencerminkan status sosial dan kekayaan pemiliknya.
Dengan perkembangan zaman, banyak Rumah Gadang yang mulai terlupakan.
Namun, upaya pelestarian kini semakin meningkat. Pemerintah dan organisasi budaya berkolaborasi untuk menjaga keberadaan Rumah Gadang melalui restorasi dan edukasi kepada masyarakat.
Festival budaya dan tur sejarah juga diadakan untuk mengenalkan keindahan dan pentingnya Rumah Gadang kepada generasi muda.
Rumah Gadang bukan hanya sekadar bangunan; ia adalah simbol yang mengandung nilai sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Minangkabau.
Melalui pelestarian dan pengenalan yang tepat, diharapkan warisan budaya ini dapat terus hidup dan menjadi kebanggaan bagi generasi mendatang.
Sebagai bagian dari sejarah, Rumah Gadang mengajak kita untuk menghargai dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.