Mengungkapkan Jejak Sejarah Rumah Gadang Warisan Budaya Hingga Menjadi Simbol Arsitektur Minangkabau!

IST Tangkapan Layar dari Akun Sosial Media Instragram @rumahgadangsungaiberingin--

BACAKORANCURUP.COM - Rumah Gadang merupakan bangunan ikonik yakni sebagai Rumah Adat Padang yang menjadi simbol budaya Minangkabau dan memiliki sejarah yang kaya dan cukup mendalam.

Dengan arsitektur unik dan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya, Rumah Gadang yang terletak di kota Padang Provinsi Sumatra Barat dan terkenal dari sabang hingga Merauke karena Arsitektur yang unik dan sebagai pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Rumah Gadang atau biasa yang dikenal sebagai Rumah Besar berasal dari kebudayaan Minangkabau yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Rumah ini biasanya dibangun di atas tiang tinggi dengan atap berbentuk melengkung yang menyerupai tanduk kerbau.

BACA JUGA:Lebong Tandai Ternyata Menjadi Sumber Emas Untuk Tugu Monas Jakarta, Ini Fakta dan Sejarahnya!

BACA JUGA:Catatan Sejarah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Saksi Bisu Kejayaan Palembang

Arsitektur ini mencerminkan keindahan dan kearifan local serta kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan bahan bangunan yang tersedia di alam sekitar.

Arsitektur Rumah Gadang ini tentu menyimpan sejarah tentang rakyat Minangkabau terutama paa bentuknya yang unik seperti bentuk mirip kapal dan tanduk kerbau.

Sesuai dengan Asal-usul bentuk Rumah Gadang ini sering dikaitkan dengan kisah kemenangan rakyat Minangkabau atas Majapahit yang mana pada zaman dahulu kerajaan Majapahit ingin menguasai Minangkabau dan mempersiapkan pasukan besar untuk berperang.

Namun, rakyat Minangkabau menyadari bahwa mereka tidak bisa menang dalam peperangan.

Mereka kemudian mengusulkan untuk mengadakan adu kerbau sebagai pengganti perang.

Jika Majapahit menang mereka boleh menguasai Minangkabau, tetapi jika kalah, mereka harus meninggalkan daerah itu.Pihak Majapahit setuju dan mengirimkan kerbau jantan yang besar dan ganas.

Namun, rakyat Minangkabau yang cerdik tidak mengirimkan kerbau yang sebanding, melainkan anak kerbau untuk bertanding.

Ketika anak kerbau dilepaskan, ia langsung berlari menuju perut kerbau Majapahit untuk mencari susu, mengira kerbau itu adalah induknya.

Tag
Share