Menteri Baru, Kurikulum Sekolah Berubah ?

Selasa 22 Oct 2024 - 21:16 WIB
Reporter : Ari
Editor : Radian

Kurikulum 2013 atau yang disingkat K13 ini menekankan pendekatan tematik-integratif dan menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Pada saat Anies Baswedan datang dan diangkat menjadi Menteri Pendidikan yang baru, ia mengevaluasi Kurikulum 2013 dan menyimpulkan bahwa implementasinya masih memiliki banyak kendala.

Hasil dari evaluasi ini mendorong dilakukannya peninjauan ulang terhadap kurikulum dan penyusunan kebijakan-kebijakan baru.

Kemudian datang lagi Nadiem Anwar Makarim, yang juga kembali merubah kurikulum yang memperkenalkan kurikulum Merdeka Belajar. Kebijakan Merdeka Belajar tersebut dianggap sebagai respons terhadap tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis.

Kurikulum yang dicetus oleh Nadiem ini menawarkan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum, lebih menekankan pada kreativitas, inovasi, serta penerapan teknologi dalam proses pembelajaran.

Dengan sistem kurikulum yang terus berubah-ubah, ini dianggap tidak memberikan waktu yang cukup bagi siswa dan guru untuk benar-benar menguasai dan mengimplementasikan materi pembelajaran dengan baik.

Sebagai upaya untuk bisa mengatasi dampak negatif dari perubahan kurikulum yang terlalu cepat, pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (khususnya), perlu memastikan bahwa setiap perubahan didasarkan pada kajian yang matang dan kebutuhan yang nyata.

Sebaiknya, pergantian kurikulum tidak dilakukan hanya karena perbedaan visi dan misi kepemimpinan, tetapi harus didasarkan pada evaluasi mendalam terhadap efektivitas kurikulum yang berlaku.

Pelatihan yang memadai bagi guru juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan implementasi kurikulum baru.

Guru secara menyeluruh perlu diberikan waktu yang cukup untuk mempelajari dan memahami konsep kurikulum, serta mendapatkan pelatihan praktis yang relevan.

Kategori :