Bulu Tangkis Indonesia Tak Butuh Naturalisasi

ist Ketum PBSI Fadil Imran.--

BACAKORANCURUP.COM - Naturalisasi pemain sedang gencar dilakukan oleh sepak bola Indonesia. Tapi langkah tersebut tidak berlaku untuk cabor tepok bulu. Siaran langsung sepak bola online. Ketum PP PBSI Muhammad Fadil Imran menegaskan bulu tangkis tidak memerlukan naturalisasi pemain.

“Stok pemain lokal kita masih kebanyakan. Bahkan kami mau kirim ke luar (negeri) malah yang dewasa. Kan kami ada sirnas dewasa, bisa kami kirimkan,” kata Fadil saat ditemui pada Senin, 18 November 2024 di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.

Tren naturalisasi pemain sudah dilakukan di sepak bola. PSSI menggunakan pemain naturalisasi untuk bersaing di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Siaran langsung sepak bola online

Naturalisasi sepak bola menggunakan faktor garis keturunan. Siaran langsung sepak bola online

Tidak hanya cabor sepak bola. Basket juga ada. Tetapi aturannya berbeda.

BACA JUGA:Prabowo Apresiasi Kemenangan Timnas

BACA JUGA:Megawati Absen, Red Sparks Takluk 0-3 dari Pink Spiders

FIBA mengizinkan hanya boleh satu pemain naturalisasi di tim yang bertanding. Adapun pemain keturunan atau blasteran dihitung sebagai pemain lokal. Contohnya Brandon Jawato.

Brandon Jawato (kiri), Andakara Prastawa (tengah), dan Arki Dikania Wisnu (kanan) akan tampil di test event FIBA World Cup 2023-LOC FIBA World Cup 2023-

Fadil menilai pemain bulu tangkis Indonesia sudah memiliki talenta yang berkualitas. Sehingga pihaknya tidak berencana melakukan naturalisasi pemain. Meski masih ada sektor tunggal putri yang perlu pembenahan.

“Sampai saat ini saya kira stok pemain lokal kita masih sangat-sangat mencukupi. Ini (kualitas pemain) kita (seperti) emas 24 karat. Tinggal bagaimana dipoles saja,” lanjut mantan Kapolda Metro Jaya dan Jawa Timur tersebut.

Indonesia memang tidak butuh naturalisasi pemain bulu tangkis. Sebaliknya, Indonesia justru sering “mengeskpor” pemain dan pelatih ke luar negeri.Persaingan ketat di dalam negeri menjadi salah satu pertimbangan mereka memilih jalan di negara lain.

Seperti Ade Resky Dwicahyo yang membela Azerbaijan. Begitu halnya dengan Setyana Mapasa yang bermain untuk Australia. Mereka tampil dengan negara tersebut di Olimpiade Tokyo 2020.

Sebelumnya ada Mia Audina. Ia mempersembahkan perak untuk Indonesia di Olimpiade Sydney 2000. Tapi Mia berganti kewarganegaraan Belanda pada 2004. Pada Olimpiade Athena 2004, Mia meraih perak.

Tag
Share