Bibit-Bibit Atletik Nasional Lahir Lewat SAC Indonesia

ist Keseruan Pertamina SAC Indonesia 2024-2025 National Championship.--
Apalagi, lanjut Dito, dalam Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran di bidang keolahragaan Indonesia akan fokus meraih prestasi di Asian Games, Olimpiade, dan Piala Dunia. Di mana atletik termasuk dalam program prioritas untuk meraih prestasi di ajang itu.
"Harapan kami bibit-bibit yang disiapkan untuk kejuaraan multievent itu ya datang dari program seperti SAC Indonesia ini," tegas Dito.Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Adde Rosi Khoerunnisa. Perempuan yang juga menjadi Ketua Pengprov PASI Banten turut mengapresiasi program SAC Indonesia. "Ini wadah yang luar biasa untuk menjaring potensi-potensi berbakat sejak usia dini," kata Adde.
Sebagai anggota Komisi X, Adde berkomitmen agar program-program seperti SAC Indonesia juga tidak terdampak efisiensi anggaran.
"Melihat animo dan hasil positif dari SAC Indonesia, saya tentu akan memberikan perhatian khusus dan mengajak kawan-kawan di Komisi X untuk mendukung kegiatan ini," ujar Adde.
Selain dari pemerintah, Adde berharap stakeholder terkait, baik BUMN maupun swasta juga turut serta dalam mendukung event-event yang sifatnya pembinaan olahraga.
Sejak tiga tahun penyelenggaraannya, SAC Indonesia memang berhasil mencapai tujuan awalnya, yakni memasifkan olahraga atletik di kalangan pelajar.
Selama digelar di tiga musim, sebanyak 95.225 pelajar dan 4.042 sekolah berpartisipasi di kompetisi ini. Angka itu membuat SAC Indonesia selama ini disebut sebagai kompetisi atletik pelajar terbesar di Indonesia.
SAC Indonesia ada karena inisiasi PB PASI. Mereka melihat kesuksesan DBL Indonesia dalam menghadirkan partisipasi olahraga di kalangan anak-anak muda lewat kompetisi basket DBL. Partisipasi yang konsisten dilakukan DBL Indonesia di basket itu kini juga mulai berdampak pada prestasi basket tanah air.
Dampak yang sama sebenarnya juga mulai dirasakan di SAC Indonesia. Dalam tiga tahun perjalanannya, kompetisi ini makin kompetitif. Musim ini bahkan ada empat pemecahan rekor SAC, yakni di nomor relay 4x100m putra, tolak peluru putra, lompat jauh putri, dan middle distance 1.000m putri.
Tak hanya itu, jebolan SAC Indonesia juga banyak menyumbangkan prestasi di ajang-ajang internasional, salah satunya Asean School Games. Di ajang itu ada Yad Hapizudin (siswa MA Al Ijtihad Danger, Lombok, NTB) yang meraih emas untuk nomor 1.500m, dengan waktu catatan 4 menit 5,85 detik. Selain Yad, ada Abdilah Panca Wiradhika dari SMAN 1 Jakarta yang juga menyumbangkan medali perunggu untuk nomor lompat jangkit putra, dengan catatan 14,72m.
SAC Indonesia selama ini juga menjadi ajang berlatih bagi anak-anak yang aktif berkompetisi di cabor lainnya. Sebagaimana diketahui, atletik memang dianggap sebagai mother of sports. Cabor atletik seringkali menjadi pondasi seseorang untuk memperkuat fisiknya. Sejak SAC Indonesia digelar, banyak peserta atau alumninya yang kemudian berhasil menorehkan prestasi di cabor lain.