Fakta Menarik Kue Biji Ketapang : Camilan Renyah Khas Betawi yang Cocok Jadi Hidangan Saat Lebaran

BACAKORANCURUP.COM - Kue biji ketapang mungkin sudah tidak asing bagi pecinta kuliner Nusantara. Meskipun namanya mengandung kata "ketapang," kue kering ini sebenarnya tidak berasal dari tanaman ketapang.

Nama tersebut diberikan karena bentuknya yang kecil, lonjong, dan menyerupai biji dari pohon ketapang.

Dikenal dengan teksturnya yang renyah serta cita rasanya yang gurih, kue biji ketapang menjadi camilan favorit banyak orang, terutama saat momen spesial.

Tidak hanya lezat, kue ini juga menyimpan sejarah panjang dalam tradisi kuliner Betawi.

Sebagai bagian dari warisan kuliner Betawi, kue biji ketapang telah ada sejak lama dan menjadi bagian dari berbagai perayaan. Awalnya, kue ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, margarin, gula, dan santan.

Masyarakat Betawi sering menyajikan kue ini dalam berbagai acara adat, terutama saat Lebaran. Kehadirannya di meja tamu menjadi simbol keramahan dan kebersamaan dalam budaya Betawi.

BACA JUGA:Kenali Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar Berikut Ini

BACA JUGA:5 Rekomendasi Minuman yang Bisa Cegah Mabuk Perjalanan Ketika Mudik Lebaran, Yuk Coba !

Salah satu hal menarik dari kue biji ketapang adalah cara pembuatannya yang khas. Adonan yang sudah dicampur dan dibentuk kecil lonjong digoreng hingga berwarna keemasan. Teknik ini menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam.

Dengan berkembangnya zaman, resep kue biji ketapang pun mengalami inovasi. Beberapa varian modern menghadirkan tambahan rasa seperti keju, cokelat, hingga pandan, membuatnya semakin digemari oleh berbagai kalangan.

Meski banyak camilan modern bermunculan, kue biji ketapang tetap bertahan dan memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Selain mudah dibuat, rasanya yang gurih dan renyah menjadikannya favorit untuk dinikmati kapan saja.

Jadi, jika kamu ingin mencicipi camilan khas Betawi yang kaya akan sejarah dan cita rasa, kue biji ketapang bisa menjadi pilihan yang tepat. Tidak hanya enak, tetapi juga menyimpan nilai budaya yang patut dilestarikan !