Bukan untuk Anak ! Begini Cara Warren Buffett Mengelola Kekayaannya

IST Warren Buffet--
BACAKORANCURUP.COM - Bagi banyak orang, memiliki orang tua miliarder adalah impian yang tampak sempurna, masa depan yang terjamin, kemewahan tanpa batas, dan kehidupan bebas dari kekhawatiran finansial.
Namun, bagi Warren Buffett, salah satu investor paling sukses sekaligus salah satu orang terkaya di dunia, cara pandang itu justru bertolak belakang dengan nilai-nilai hidupnya.
Buffett dengan tegas menolak pandangan bahwa kekayaan harus diwariskan tanpa syarat kepada anak-anak. Meski hartanya mencapai miliaran dolar, pria yang dijuluki "Oracle of Omaha" ini menyatakan bahwa ia tidak berniat memberikan seluruh kekayaannya kepada ketiga anaknya.
Bukan karena kurangnya kasih sayang, tetapi karena keyakinannya bahwa warisan yang besar tanpa kerja keras justru bisa menjadi bumerang bagi penerimanya.
BACA JUGA:Akio Toyoda Soroti Fakta Mobil Listrik, Ramah Lingkungan atau Justru Sebaliknya ?
BACA JUGA:Harga Galaxy A55 5G Anjlok di Bulan Mei Ini, Cek Spesifikasinya!
Dalam salah satu surat tahunan yang ditujukan kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett yang kini telah memasuki usia senja menegaskan bahwa sebagian besar kekayaannya akan dialokasikan untuk kegiatan filantropi, bukan diwariskan secara langsung kepada keluarganya.
Ia menulis bahwa kekayaan dalam jumlah besar sering kali bukan memberdayakan, melainkan melemahkan.
“Saya menyarankan agar anak-anak diberi cukup agar bisa melakukan apa saja, tapi tidak begitu banyak hingga mereka merasa tidak perlu melakukan apa-apa,” ujarnya, menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya nilai kerja keras dan tanggung jawab pribadi.
Buffett telah lama percaya bahwa memberikan uang dalam jumlah besar kepada anak-anak bisa merusak motivasi, mengganggu pertumbuhan karakter, dan bahkan menimbulkan konflik dalam keluarga. Ia menyaksikan langsung bagaimana "keluarga super kaya" sering kali terjebak dalam dinamika warisan yang justru menimbulkan tekanan dan perpecahan antargenerasi.
Sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip hidupnya, Buffett membentuk yayasan amal senilai US$2 miliar untuk masing-masing anaknya.
Namun, dana itu bukan sekadar “warisan uang”, melainkan sarana untuk mendorong anak-anaknya berkarya di bidang sosial dan mengembangkan dampak positif melalui kegiatan filantropi mereka sendiri. Ini adalah bentuk pemberdayaan, bukan ketergantungan.
Pernyataannya yang terkenal, “Masyarakat memiliki kegunaan untuk uang saya, saya tidak,” menggambarkan dengan jelas bagaimana Buffett memandang uang sebagai alat untuk kebaikan bersama, bukan sekadar warisan keluarga.
Filosofi warisan Buffett menawarkan pelajaran penting bagi siapa saja yang ingin membangun keberlanjutan nilai dalam keluarga. Warisan bukan hanya soal membagikan harta benda, melainkan menciptakan sistem yang memungkinkan generasi selanjutnya tumbuh dengan integritas dan semangat kontribusi.