Bahaya Tersembunyi Asbes ! Material Bangunan yang Bisa Picu Kanker Paru-Paru

IST Atap asbes--

BACAKORANCURUP.COM - Asbes dikenal sebagai salah satu bahan bangunan yang memiliki ketahanan tinggi terhadap panas, api, air, dan bahkan listrik.

Karena sifatnya yang kuat dan tahan lama, material ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan konstruksi seperti atap, dinding, hingga pagar rumah.

Namun, di balik keunggulannya tersebut, asbes menyimpan ancaman serius bagi kesehatan manusia sehingga sebenarnya tidak dianjurkan untuk digunakan di area yang sering dihuni manusia.

Laporan dari BBC mengungkapkan bahwa asbes memiliki potensi untuk melepaskan serat-serat mikroskopis yang bersifat toksik ke udara.

BACA JUGA:Minuman Berenergi Bisa Picu Locked-in Syndrome ? Ini Fakta Medisnya

BACA JUGA:Beda Performa, Beda Irit ! Ini Hasil Konsumsi BBM Creta N Line vs HR-V RS

Ketika serat ini terhirup, ia dapat masuk dan menempel di paru-paru, menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Karena ukurannya yang sangat kecil, bahkan lebih halus dari sehelai rambut manusia, serat ini sangat sulit dicegah masuk ke dalam saluran pernapasan. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa diameter serat asbs bisa kurang dari 3 mikrometer, yang berarti sekitar 1/700 dari ketebalan sehelai rambut.

Paparan terhadap serat asbes sering kali tidak disadari oleh penderitanya karena dampak kesehatannya baru terasa puluhan tahun setelah paparan pertama.

Bahkan, gejala serius bisa muncul setelah 40 hingga 60 tahun kemudian. Serat ini juga bisa menetap lebih lama dalam tubuh manusia.

Salah satu penyakit utama yang disebabkan oleh paparan serat asbes adalah asbestosis, yaitu kondisi paru-paru kronis yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut. Kondisi ini menyebabkan fungsi pernapasan terganggu dan membuat proses penyerapan oksigen menjadi tidak optimal. Penyakit ini juga dikenal dengan istilah fibrosis paru atau pneumonitis interstisial.

Tak hanya itu, serat asbes juga dapat memicu kanker paru-paru ganas yang dikenal sebagai mesothelioma. Ini adalah jenis kanker langka namun sangat agresif, yang menyerang selaput pelindung paru-paru, jantung, dan rongga perut. Mesothelioma seringkali bersifat mematikan karena biasanya baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Sayangnya, hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan asbestosis. Penanganan medis hanya bersifat paliatif atau bertujuan untuk mengurangi gejala. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, juga disarankan untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan asbes sebagai zat karsinogenik, artinya dapat menyebabkan kanker. Data WHO pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 200 ribu kematian per tahun terkait dengan paparan serat asbes, yang mencakup sekitar 70 persen dari seluruh kasus kematian akibat kanker akibat paparan bahan di tempat kerja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan