Curiga Pusat Komando Hamas, Israel Bombardir RS Nasser di Gaza

IST Aksi Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser di Gaza.--
BACAKORANCURUP.COM - Militer Israel menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza Selatan, pada Selasa pagi, 13 Mei 2025 waktu setempat.
Militer Israel beralasan bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando oleh militan Hamas.
Serangan ini mengakhiri jeda singkat dalam pertempuran yang sebelumnya diberlakukan untuk memfasilitasi pembebasan seorang sandera berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Dalam pernyataan resmi melalui Telegram, militer Israel menyebut bahwa “teroris Hamas” beroperasi dari dalam kompleks rumah sakit yang menjadi fasilitas kesehatan utama di wilayah selatan Gaza.
“Kompleks tersebut digunakan oleh para teroris untuk merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF (Israel Defense Forces),” tulis pernyataan resmi itu, sebagaimana dikutip AFP (Agence France-Presse).
Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai jumlah korban jiwa atau luka akibat serangan tersebut.
Namun, serangan terhadap fasilitas kesehatan di zona konflik kembali memicu kekhawatiran komunitas internasional mengenai potensi pelanggaran hukum internasional.
Sebelumnya, Israel sempat menghentikan operasi militernya untuk memberikan ruang bagi pembebasan Edan Alexander, tentara Israel berusia 21 tahun yang juga merupakan warga negara AS.
Alexander telah disandera sejak Oktober 2023 dan diyakini sebagai satu-satunya sandera asal AS yang masih hidup. Ia dibebaskan pada Senin, 12 Mei 2025 lalu, menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah.
Hamas diketahui menahan 58 sandera yang diculik saat serangan mereka ke Israel yang memicu pecahnya perang. Militer Israel menyatakan bahwa 34 di antaranya diyakini telah tewas.
Perang antara Israel dan Hamas dimulai pada Oktober 2023, setelah Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah selatan Israel yang menewaskan lebih dari 1.218 orang, mayoritas warga sipil.
Sejak 2 Maret,Pemerintah Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza sebagai bentuk tekanan terhadap Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan.
Blokade ini menyebabkan pasokan bantuan kemanusiaan seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan layanan kesehatan terputus bagi jutaan warga sipil. Krisis kemanusiaan pun semakin parah.
Di tengah situasi yang memburuk, Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk memulai negosiasi intensif demi mencapai kesepakatan akhir yang akan mengakhiri perang dan membentuk pemerintahan teknokratik independen di Gaza.