Sekolah Kopi Sebagai Bekal
Dok/CE Kegiatan launching sekolah kopi di Kepahiang beberapa waktu yang lalu.-DOK/CE-
KEPAHIANG - Selain memberikan bekal dan sertifikasi kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Kepahiang. Keberadaan sekolah kopi juga diharapkan memberikan pelatihan kepada petani kopi Kepahiang.
Bupati Kepahiang Dr Ir Hidayattullah Sjahid MM IPU mengatakan, pada kegiatan sekolah kopi beberapa waktu yang lalu meyampaikan pihaknya menggandeng Pupuk Sriwijaya (Pusri) Pelembang untuk membantu memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada para petani di Kepahiang. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produktivitas kopi di Kabupaten Kepahiang.
BACA JUGA:Spj Hibah 10 Parpol Ditunggu
"Adanya sekolah kopi untuk para petani kopi di Kabupaten Kepahiang. Dengan harapan kedepannya, para petani kita lebih memiliki pengetahuan terhadap kopi ditanamnya. Mulai dari pengecekan tanah, hingga pelaksanaan panen kopi nya nanti," ungkap bupati beberapa waktu yang lalu.
Pihaknya mentargetkan di tahun 2024 ini pengelolaan bahkan hasil panen kopi di Kepahiang bisa lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
"Kita memiliki target, agar kopi Kepahiang ini bisa go nasional bahkan go internasional. Karena itu selain program kopi sambung, dan demplot kopi, program sekolah kopi ini juga harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat berjalan maksimal," sampai bupati.
Sementara itu disampaikan Kepala Distan Kepahiang Ir Taufik, pada setiap 1 hektar lahan kopi yang ada di Kepahiang, diketahui hanya mampu menghasilkan sebanyak 700 kilogram kopi setiap panen. Padahal menurutnya, dengan luas lahan 1 hektar setidaknya bisa menghasilkan kopi sebanyak 2 ton. Untuk itu melalui kegiatan sekolah kopi ini, dirinya mengharapkan pengetahuan para petani lebih luas lagi dalam hal penanaman kopi. Serta melalui sekolah kopi, produktifitas hasil panen kopi di Kepahiang bisa lebih meningkat lagi untuk kedepannya.
"Dari data yang terhimpun, setiap 1 hektar lahan kopi hasil panennya tidak sampai 1 ton. Sehingga kami menyimpulkan, ada pengelolaan yang salah dari yang para petani kita lakukan. Untuk itu memang pelatihan seperti sekolah kopi ini perlu dilaksanakan," jelas Taufik.
Taufik juga mengatakan, dalam waktu dekat ini dirinya bersama bupati Kepahiang akan melaksanakan kunjungan demplot kopi arabika ke Kota Medan. Hal itu dilakukan, karena Pemkab Kepahiang ingin mengetahui apa kunci keberhasilan petani kopi di Medan pada penanaman kopi arabika ini. Dimana dijelaskannya, setiap 1 hektar lahan kopi, petani di Medan mampu menghasilkan 2 sampai 3 ton kopi.