Hasil Panen Menurun, Harga Kopi di Rejang Lebong Ikut Turun

Petani saat menjemur kopi hasil panen miliknya.-HABIBI/CE -
BACAKORANCURUP.COM - Tidak hanya hasil panennya menurun, harga jual biji kopi kering di tingkat petani di Kabupaten Rejang Lebong pun ikut kembali mengalami penurunan. Saat ini, harga kopi berada di kisaran Rp 43 ribu per kilogram, padahal sekitar setengah bulan yang lalu sempat mencapai Rp 48 ribu.
Salah satu petani kopi asal Kecamatan Selupu Rejang, Hamzah mengungkapkan penurunan harga ini cukup dirasakan para petani. Ia mengatakan bahwa turunnya harga diduga karena anjloknya harga kopi di pasar global atau dari basisnya.
BACA JUGA:Harga Kopi di Rejang Lebong Bertahan Diharga Rp 45.000 per Kilogram
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu! Ini Keunggulan dan Cara Budidaya Kopi Robusta yang Menguntungkan
"Kalau dari informasi yang kami dapat, memang harga dasarnya yang turun, jadi berpengaruh ke kami di tingkat petani. Harapannya tentu bisa naik lagi seperti sebelumnya," ujar Hamzah.
Selain harga, produksi kopi di musim panen kali ini juga mengalami penurunan dibandingkan musim-musim sebelumnya. Hal ini kata Hamzah, membuat pendapatan petani menjadi lebih kecil, karena hasil panen berkurang sementara harga juga turun.
BACA JUGA:Bahas Sekolah Rakyat, Dirjen Kemensos Dijadwal Kunjungi Rejang Lebong
BACA JUGA:PMB IAIN Curup, Beberapa Prodi Masih Kurang Peminat
"Panen tahun ini memang agak sedikit berkurang dari biasanya. Kalau biasanya bisa bawa pulang beberapa karung, sekarang lebih sedikit," sampainya.
Hal senada juga disampaikan oleh Riko, petani kopi lainnya dari wilayah yang sama. Ia mengatakan, harga kopi saat ini memang berada di rentang Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram, tergantung kualitas biji.
BACA JUGA:Harga Terus Menurun, Ini Penjelasan Tauke Kopi di Curup
BACA JUGA:Bupati Fikri Kunjungi Menteri Desa PDT, Usulkan Pengembangan Kopi, Gula Aren dan Desa Wisata
"Memang sekarang harga lagi turun. Kalau bijinya bagus, bisa tembus Rp 45 ribu, tapi rata-rata di angka Rp 43 ribu. Padahal dua minggu lalu masih Rp 48 ribu," ungkap Riko.
Selain harga, para petani juga menghadapi penurunan hasil panen. Menurut mereka, produksi tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuat beban petani makin berat, karena penghasilan menurun dua kali lipat: dari jumlah panen dan harga jual.