Pemukul Bola Oleh: Dahlan Iskan

Jauh setelah itu PPP menang lagi. Putri Bhutto jadi perdana menteri: Benazir Bhutto. Hidupnyi berakhir di panggung politik: dia tewas ditembak. 

Logo partai ini: tanda panah. Hanya tanda panah. Betapa tidak menariknya. Apalagi gagang panah itu dipenggal oleh tiga warna: hitam, hijau, putih –warna bendera Pakistan.  

Tapi logo ini juga populer. Dianggap berbahaya. Pernah dilarang –dengan berbagai alasan. Benazir membawanya ke pengadilan. Menang. Sejak itu logo tanda panah dipakai lagi. Sampai sekarang. 

Bhutto Zadari, putra Benazir, kini menjadi pimpinan puncak PPP. Tapi masih sulit untuk menang. Basis utamanya di kota Karachi dan sekitarnya. PPP dianggap terlalu sekuler. 

Maka tiga partai besar di Pakistan sebenarnya hanya kuat di masing-masing basis mereka: PML-N di Punjab dan sekitarnya. PTI kuat di Baluchistan dan sekitarnya.  

Punjab adalah wilayah dengan penduduk terbanyak. Juga paling maju. Secara ekonomi Pakistan adalah Punjab. Semua bisnis besar di Punjab –di sekitar Lahore. 

Karachi di selatan hanyalah pusat kemiskinan kota. 

Baluchistan di barat adalah pusat ekstremis dan kemiskinan daerah. 

Maka ketika PTI menang dan Imran Khan jadi perdana menteri, orang Punjab merasa diperintah oleh orang dari udik –biar pun Imran sendiri sudah menjadi orang metropolitan.  

Imran Khan sangat sulit membangun ekonomi. Saat Imran jadi penguasa gubernur Punjab tetap dari partai PML-N. Yakni Shehbaz Sharif --adik kandung Nawaz Sharif.  

Sang adik tiga kali menjabat gubernur Punjab. Sampai kapan pun dinasti Sharif akan berkuasa di Punjab. Ia konglomerat terbesar di Punjab. Bisnis jenis apa pun merekalah penguasanya. 

Imran sebenarnya pernah jadi harapan baru: agar Pakistan tidak lagi jadi rebutan dua dinasti saja: Bhutto dan Sharif. Imran dari wilayah barat yang netral. 

Tapi Imran tidak dipercaya oleh militer. Imran dianggap pro militan Islam.  

Imran sendiri sebenarnya sangat liberal tapi basis pendukungnya memang dari kawasan yang terpinggirkan. 

Militer sebenarnya juga pernah jadi harapan baru agar bisa keluar dari rebutan dua dinasti itu. Sayangnya penguasa militer yang berhasil melakukan kudeta saat itu tidak berhasil jadi diktator yang baik. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan