Tarif Potong Hewan di RPH Naik
Ilustrasi Pemotongan hewan ternak--
BACAKORANCURUP.COM - UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Curup mengungkapkan, bahwa tarif biaya jasa potong hewan di RPH tahun 2024 telah naik dari tarif biaya tahun lalu.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Ir Amrul Eby MM melalui Kepala UPTD RPH Curup, Hendrayani menyampaikan, kenaikan tarif biaya jasa tempat pemotongan di RPH berlaku baik untuk sapi/kerbau dan kambing/domba.
"Mulai tahun ini tarif biaya jada tempat untuk memotong hewan di RPH naik dari tahun lalu, sesuai dengan Perda terbaru yang disahkan awal tahun kemarin," katanya.
Kenaikan tarif biaya ini, ia menyebutkan, pada sapi dan kerbau menjadi Rp 75 ribu per ekor dari tarif sebelumnya Rp 30 ribu per rekor. Kemudian kambing/domba menjadi Rp 30 ribu per ekor dari sebelumnya Rp 10 ribu.
BACA JUGA:Pastikan Pengendara Tertib Lalu Lintas, Satlantas Mulai Lakukan Razia Pengendara
BACA JUGA:30 Anggota Dewan Berangkat ke Bengkulu, Jalani Orientasi dan Bimtek 4 Hari
"Yang naik itu retribusi yang biasa kita ambil tahun kemarin sapi dan kerbau itu Rp 30 ribu per ekor, kini jadi Rp 75 ribu per ekor. Dan untuk kambing domba kini Rp 30 ribu per ekor," terangnya.
Sementara itu, lanjut Hendrayani, total target pendapatan asli daerah (PAD) RPH Curup tahun ini ditetapkan Rp 40 juta. Hinga saat ini realisasinya sudah terkumpul mencapai Rp 32 juta.
"Untuk sementara PAD kita baru terkumpul sampai lebih kurang Rp 32 juta dari target tahun ini Rp 40 juta," ujarnya.
Sepanjang tahun 2024 sejak Januari sampai dengan September, menurutnya terdata sebanyak 733 ekor hewan yang dipotong dan memanfaatkan RPH milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong yang berada di Pasar Hewan, Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah.
"Sejauh ini ada 733 ekor yang terdiri dari sapi dan kerbau yang memanfaatkan RPH untuk pemotongan hewan," beber dia
Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa RPH masih sangat minim. Dimana sejauh ini hanya para toke yang memanfaatkan RPH yang jumlahnya kurang lebih sekitar 6 toke yang aktif memanfaatkan jasa pemotongan di RPH.
"Kalau masyarakat umum itu bisa dikatakan hampir tidak ada yang memanfaatkan RPG, selama ini hanya toke-toke saja," tukasnya.