22.000 Warga Terkena Diabetes
ist Ilustrasi diabetes.--
BACAKORANCURUP.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bengkulu, untuk mengurangi makanan tidak sehat dan minuman yang memiliki kadar gula tinggi.
Tujuannya agar terhindar dari penyakit diabetes melitus atau gula darah. Karena, sekarang ini penyakit diabetes menjadi momok yang menakutkan.
Angka penderita diabetes di Kota Bengkulu sudah mencapai 22.000 orang warga.
"Di kota ini, kasus diabetes melitus cukup tinggi khususnya. Terutama menyasar kalangan remaja, karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan minuman yang memiliki kadar gula tinggi. Sejak Januari hingga akhir September 2024, telah mencapai 22 ribu lebih orang menderita diabetes," ungkap Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani kepada BE.
BACA JUGA:Prabowo Temui Jokowi di Solo, Ini Bocoran Pratikno
BACA JUGA:Bawaslu Seleksi 1.024 Calon PTPS
Kasus gula darah di Kota Bengkulu ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 11 ribu lebih dan perempuan 10.504 orang.
Dengan tingginya kasus diabetes di Kota Bengkulu pada 2024 ini, maka Dinkes terus mengimbau masyarakat khususnya remaja untuk memperbanyak olahraga dan bisa mengurangi konsumsi makanan ataupun minuman yang memiliki kadar gula tinggi.
"Kami terus mengimbau agar anak-anak muda di kota merah putih untuk menerapkan pola hidup sehat, mengurangi minuman ataupun makanan manis, mengonsumsi makanan sehat khususnya sayur dan buah-buahan agar terhindar dari penyakit gula," jelasnya.
Sebab, salah satu faktor penyebab kasus diabetes ini kebiasaan mengkonsumsi makanan tidak sehat, mengkonsumsi minuman yang mengandung banyak gula dan lainnya.
"Tentunya makanan atau minuman yang dibeli haruslah aman, jangan banyak mengkonsumsi minuman yang dijual botolan ataupun kalengan," paparnya.
Jumlah kasus diabetes melitus di kota ini di data berdasarkan data dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota Bengkulu. Tentunya hal ini menjadi evaluasi Dinkes, agar lebih rutin menggelar sosialisasi dan himbauan terkait pencegahan penyakit diabetes melitus tersebut.
"Tentu data tersebut menjadi evaluasi dan tolak ukur kita di tahun 2025 mendatang, apakah semakin meningkat atau justru menurun kasus diabetes melitus tersebut," tutupnya.