Biden Sebut Trump Harus Dijerat secara Politis

ist Presiden AS Joe Biden tiba di South Lawn saat kembali ke Gedung Putih setelah melakukan perjalanan ke New Hampshire, pada 22 Oktober 2024, di Washington, DC.--

BACAKORANCURUP.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memasuki wilayah politik yang tegang pada hari Selasa. Dengan komentar yang menarik perhatian mengenai saingan politiknya, Donald Trump. 

Dalam sebuah pernyataan spontan. Biden menyebut bahwa untuk menghentikan agenda radikal Trump, "kita harus memenjarakannya". Setelah menerima tepuk tangan dari pendukungnya di New Hampshire.

Biden segera menambahkan, "Penjara dia secara politis.” Hal tersebut memperjelas maksudnya agar pernyataan tersebut tidak diartikan secara harfiah. Saat ini, Trump tengah menghadapi beberapa tuntutan pidana.

Meskipun ia juga berusaha mencalonkan diri untuk jabatan presiden, bersaing dengan Wakil Presiden Kamala Harris. Di sisi lain, Gedung Putih tetap berhati-hati untuk tidak berkomentar terkait masalah hukum yang membelit Partai Republik. 

BACA JUGA:Tegak Lurus, Oleh: Dahlan Iskan

BACA JUGA:Liga Europa 2024/2025, Manchester United Tahan Imbang Fenerbahce

Trump secara konsisten mengklaim bahwa berbagai tuntutan hukum yang diajukan terhadapnya. Termasuk terkait upaya pembatalan hasil Pilpres 2020, adalah upaya untuk melemahkannya secara politik.  

Saat kampanye melawan Hillary Clinton pada tahun 2016. Trump sempat menyerukan agar lawannya diselidiki dan dipenjara. Hal tersebutlah yang mendorong para pendukungnya meneriakkan "penjarakan dia". 

Nyanyian tersebut sempat dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma politik saat itu. Namun, meskipun Trump memenangkan pemilihan secara mengejutkan. Clinton tidak pernah didakwa dengan kejahatan. Tim kampanye Trump dengan cepat memanfaatkan komentar Biden sebagai konfirmasi bias politik terhadap kandidat mereka. 

"Joe Biden baru saja mengakui kebenaran: rencananya dan Kamala adalah untuk menganiaya Presiden Trump secara politik karena mereka tidak dapat mengalahkannya secara adil," ujar Karoline Leavitt, juru bicara nasional kampanye Trump.

Di sisi lain, dalam beberapa rapat umum Wakil Presiden Harris, muncul teriakan "tangkap dia" dari massa. Namun, Harris langsung menanggapinya dengan tenang. 

"Tunggu sebentar," katanya, menghentikan teriakan tersebut pada salah satu rapat umum awal bulan ini. "Pengadilan akan menangani hal ini. Mari kita fokus pada November, ya?"Dengan pemilihan yang tinggal dua minggu lagi, pada tanggal 5 November, persaingan antara Trump dan Harris semakin ketat, dengan jajak pendapat menunjukkan hasil yang masih berimbang. (*)

 

 

Tag
Share