BACAKORANCURUP.COM - Fenomena tidak adanya lantai dan kamar nomor 13 di banyak hotel seringkali menimbulkan rasa penasaran.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan takhayul yang berkembang di berbagai budaya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa banyak hotel menghindari penggunaan angka 13, baik untuk lantai maupun kamar:
1. Superstisi tentang Angka 13
Angka 13 dianggap sebagai angka yang tidak membawa keberuntungan di banyak budaya. Kepercayaan ini dikenal dengan istilah triskaidekaphobia (ketakutan terhadap angka 13).
Salah satu asal usul ketakutan ini berasal dari tradisi Barat yang mengaitkan angka 12 dengan kesempurnaan dan keharmonisan (misalnya, ada 12 bulan dalam setahun, 12 zodiak, 12 dewa dalam mitologi Yunani, dll). Dengan menambahkan satu angka lebih, yaitu 13, dianggap membawa ketidakseimbangan atau nasib buruk.
BACA JUGA:Jarang yang Tahu, Manfaat Luar Biasa Minum Kopi Campur Kunyit, Bisa Cegah Penyakit Kronis
BACA JUGA:Tarik Saldo Dana Rp 40.000, 1 Jam Langsung Cair
2. Pengaruh Budaya dan Sejarah
Kebiasaan menghindari angka 13 mulai muncul di Eropa pada abad pertengahan. Salah satu cerita yang mendasari hal ini adalah tentang "Last Supper" (Perjamuan Terakhir) di mana ada 13 orang yang duduk di meja, yaitu Yesus dan 12 rasulnya. Diceritakan bahwa salah satu rasul, yaitu Yudas, yang duduk di posisi ke-13, kemudian mengkhianati Yesus. Kejadian ini semakin memperkuat pandangan bahwa angka 13 membawa nasib buruk.
3. Dampaknya Terhadap Bisnis
Dalam dunia bisnis, terutama di industri perhotelan, penghindaran angka 13 lebih terkait dengan aspek psikologis dan preferensi konsumen.
Banyak orang yang takut atau merasa tidak nyaman dengan angka 13, sehingga hotel memilih untuk tidak menggunakan angka tersebut untuk lantai atau kamar. Untuk menghindari kehilangan pelanggan atau menciptakan suasana yang lebih nyaman, hotel cenderung melompati nomor 13 dan menggantinya dengan nomor yang lebih aman, seperti 12A atau 14.