JAKARTA - Pasukan Houthi Yaman menyatakan kesiapannya untuk bertempur melawan Koalisi Militer Prosperity Guardian (PG) bentukan AS pada 22 Desember 2023. Koalisi PG sebelumnya dibentuk untuk mengamankan kapal-kapal menuju Israel yang diserang Houthi saat melewati jalur pelayaran laut merah.
Gadis itu lelah dan berbaring di atas rumput... Lihatlah apa yang dilakukan oleh kuda padanya!
Tidak tanggung-tanggung, dilaporkan 10 negara bergabung dalam koalisi tersebut.
Komandan Pasukan Houthi Sayyed Abdul Malik Al-Houthi mengatakan dengan tegas bahwa Houthi Yaman tidak akan mundur sedikitpun meski banyak negara Eropa yang bergabung dalam pasukan militer tersebut.
BACA JUGA:KRL Jabodetabek Prediksi Angkut 1.2 Juta Penumpang
Ia mengungkapkan, hal ini dilakukan karena Houthi Yaman tidak akan diam saja melihat Israel melakukan penjajahan dan pembantaian warga sipil secara brutal di Gaza.
Abdul Malik menegaskan bahwa Houthi tidak pernah membahayakan kapal negara-negara Eropa lainnya.
Houthi hanya akan menyerang kapal manapun yang menuju ke Israel dan bekerjasama dengan Israel. Karena Houthi bertujuan untuk menekan kondisi finansial Israel supaya menghentikan agresinya di Gaza.
“Kami berperang bukan hanya untuk iseng-iseng saja. Kami tidak akan tinggal diam, melihat AS menargetkan Yaman sebagai sasaran hanya untuk membela sekutunya (Israel, Red). Demi Allah, kami siap. Kami tidak takut melawan mereka!” ujarnya melalui sebuah pernyataan resmi di Telegram.
Houthi terang-terang menyebut kini Amerika telah menjadi “budak” Israel, karena AS siap melakukan apapun untuk membantu Israel.
Houthi juga menyebut bahwa tujuan AS membentuk tim gabungan PG bukan untuk menjaga keamanan jalur maritim Internasional melainkan hanya untuk menyingkirkan pasukan pembela Palestina, Houthi.
Pasukan militan Houthi yang menduduki Yaman akan maju dan serang meskipun terbentuk koalisi 10 negara yang dibentuk Amerika Serikat untuk pengamanan Laut Merah-mmy.ye-
Sebab, AS sejatinya ingin menguasai Laut Merah, Teluk Aden dan Selat al-Mandab bersamaan dengan menyelamatkan Israel.
Apalagi, akhir-akhir ini Menhan Australia Richard Marles menyatakan bahwa pihaknya akan ikut bergabung dalam tim PG pada 21 Desember 2023.
Ia mengatakan akan mengirim sebanyak 11 personel tentara militer untuk bergabung bersama pasukan dari 10 negara lain, termasuk AS.