BACAKORANCURUP.COM - Hidangan berbahan dasar tempe yang paling mudah dan sering dijumpai adalah tempe goreng. Dari rumah makan, warung, hingga pedagang gorengan di pinggir jalan, tempe goreng hampir selalu tersedia.
Namun, mengolah tempe dengan cara digoreng ternyata bukanlah pilihan yang sehat. Meskipun menggunakan minyak baru, proses menggoreng tetap dianggap kurang sehat.
Menurut Made Astawan, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB sekaligus Ketua Forum Tempe Indonesia, tempe adalah sumber nutrisi yang kaya.
Salah satu keunggulan utama tempe adalah kandungan bakteri asam laktatnya, yang berfungsi sebagai prebiotik untuk mendukung kesehatan sistem pencernaan.
Menariknya, kandungan bakteri ini pada tempe bahkan lebih tinggi dibandingkan yoghurt. Sayangnya, manfaat ini hanya dapat diperoleh jika tempe dimasak dengan cara yang benar.
BACA JUGA:Masker Ajaib dari Dapur: Hilangkan Flek Hitam dengan Kopi
BACA JUGA:5 Kesalahan Fatal yang Bikin Nasi Jadi Kuning dan Bau
Proses menggoreng justru dapat merusak bakteri baik tersebut, sehingga mengurangi manfaatnya bagi pencernaan.
Selain itu, Made menjelaskan bahwa menggoreng tempe dapat menggantikan minyak kedelai sehat yang ada dalam tempe dengan minyak goreng yang mengandung lemak jenuh. Padahal, minyak kedelai pada tempe kaya akan lemak nabati yang baik untuk tubuh.
Fakta lain yang menarik adalah tempe secara alami mengandung MSG (monosodium glutamate), yang berfungsi sebagai penyedap rasa alami. Dengan kandungan ini, anda tidak perlu menambahkan MSG buatan saat memasak tempe.
Untuk menjaga kandungan gizi tempe tetap optimal, Made merekomendasikan beberapa metode memasak yang tidak melibatkan suhu tinggi, seperti mengukus, membakar, dan memanggang
Selain memilih cara memasak yang tepat, penting untuk memastikan tempe yang digunakan bersih dan higienis selama proses produksi. Dengan demikian, kandungan nutrisi tempe dapat tetap terjaga, sehingga manfaat sehatnya bisa dinikmati secara maksimal.