Indonesia Defisit 8,7 Juta Ton Susu Akibat MBG

Senin 17 Feb 2025 - 16:31 WIB
Reporter : Gale
Editor : meyin

BACAKORANCURUP.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta agar produksi susu nasional ditingkatkan demi pemenuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).  

Amran mengatakan bahwa hingga saat ini, produksi susu segar lokal baru mampu memenuhi 20% dari total kebutuhan susu nasional. Maka dari itu, Indonesia masih melakukan impor susu demi pemenuhan 80% kebutuhan MBG. Saat ini Indonesia mengalami defisit 8,5 juta ton susu. 

Tercatat dari Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa kebutuhan susu segar nasional adalah sebesar 4,9 juta ton. Kebutuhan susu meningkat pasca dilaksanakannya program MBG yang membutuhkan tambahan 3,6 juta ton. 

“Kebutuhan susu segar nasional mencapai 4,9 juta ton, sementara produksi dalam negeri baru mencukupi sebagian kecilnya. Dengan adanya tambahan kebutuhan sebesar 3,6 juta ton untuk mendukung program MBG, maka defisit produksi semakin membesar, mencapai 8,5 juta ton,” jelas Amran dalam keterangannya dikutip dari Nomor Satu Kaltim. 

Selain susu, kebutuhan daging sapi juga mengalami peningkatan. Saat ini, Indonesia masih mengalami kekurangan sekitar 0,83 juta ton daging sapi. Pasca MBG, angka kebutuhan diperkirakan naik menjadi 0,88 juta ton.

Alhasil, pemerintah bertekad mendukung investasi asing di sektor susu. Amran menegaskan bahwa pemerintah siap menawarkan berbagai insentif kebijakan, seperti pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, skema pendanaan dengan suku bunga kompetitif, serta asuransi bagi usaha peternakan.

Pembicaraan mengenai susu ikan semakin ramai usai muncul usulan-usulan untuk menggunakannya sebagai alternatif pengganti susu sapi pada program makanan bergizi gratis yang akan dimulai pada tahun mendatang.

BACA JUGA:Hasto Kembali Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel

BACA JUGA:Ini Bocoran Materi Retreat Kepala Daerah Terpilih

Tiga lokasi strategis juga telah disiapkan dan dapat digunakan untuk investasi peternakan susu skala besar, antara lain: 

Wajo-Sidrap, Sulawesi Selatan. 

Barito Utara-Barito Selatan, Kalimantan Tengah

Poso (Lembah Napu), Sulawesi Tengah

“Kami telah mempersiapkan tiga kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan industri susu. Ini bukan hanya tentang ketersediaan lahan, tetapi juga tentang kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung lainnya,” ujar Amran.Adapun saat ini, Kementan terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam mewujudkan swasembada pangan. 

Untuk diketahui, pada tahun ini, Kementan menargetkan untuk bisa mendatangkan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor pendaging. 

Kategori :