BACAKORANCURUP.COM - Sejak beberapa waktu lalu, kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kg atau gas melon kembali terjadi di wilayah Rejang Lebong.
Sehingga hal ini membuat sejumlah masyarakat menjadi resah dan menyalahkan pemerintah.
Bahkan tak hanya itu, momen ini nampaknya dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pengecer yang menjual gas jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), mencapai Rp 50 ribu.
Rika (40) salah seorang warga yang saat itu sedang mengantri gas menyampaikan, berharap, Pemkab Rejang Lebong dalam hal ini tidak hanya menonton saja, namun bisa memberikan solusi untuk permasalahan ini.
BACA JUGA:Istri Bunuh Suami di Rejang Lebong Diperiksa Psikiater, Hasilnya?
BACA JUGA:PPDB Zonasi SD/SMP Dimulai Hari Ini, Sistem Silang Operator Mulai Diterapkan
"Mana pemerintah disaat seperti, kok malah menghilang dan tak memberikan solusi," ungkapnya.
Tak hanya Rika, Rohani (46) seorang tukang gorengan di Rejang Lebong juga mempertanyakan, kenapa hanya di Rejang Lebong saja yang rutin mengalami kelangkaan gas elpiji subsidi.
Sehingga dirinya berharap, agar pemerintah bisa segera melakukan sidak dan memikirkan solusi untuk membantu masyarakat.
"Kalau di daerah lain tidak ada gas yang langka, tapi kok di Rejang Lebong sering langka gas melon. Apakah ada indikasi penimbunan gas di Rejang Leong ini," tuturnya.
Tak hanya itu dirinya juga mengaku, pernah terpaksa membeli gas melon dengan harga Rp 50 ribu pertabungnya. Meskipun harganya sangat mahal, dirinya terpaksa membeli agar usahanya bisa tetap berjalan.
"Meskipun harga tinggi, masih saja sulit mendapatkan gas elpiji," terangnya.
Sementara itu Kepala Disperindag Rejang Lebong Anes Rahman menyampaikan, kelangkaan gas elpiji itu bukan disalahgunakan atau ditimbun seperti dugaan-dugaan masyarakat.
Dirinya memastikan, bahwa penyebab kelangkaan memang murni karena kouta elpiji yang seharusnya diterima Rejang Lebong terjadi pengurangan dan belum dialihkan.
Sehingga dirinya meminta, agar masyarakat tidak panic buying.