BACAKORANCURUP.COM - Bakal calon wakil gubernur (Cawagub) Jakarta, Rano Karno menyoroti permasalahan yang ada di Jakarta yaitu pendidikan.
Salah satu permasalahan yaitu kurangnya infrastruktur pendidikan, terlebih pada sekolah negeri. Hal itu, kata Rano tak sebanding dengan jumlah siswa yang lulus dari sekolah sebelumnya semakin bertambah.
"Tapi sebetulnya dasar utama adalah karena memang infrastruktur sekolah yang kurang. Misalnya gini, dari SD ke SMP jumlah lulusan 10 ribu orang misalnya. SMP bisa menampung cuman 4 ribu. Nah sisa ini mau kemana? Dilarikan ke swasta. Orang berebut, nggak mau swasta," kata Rano Karno usai berziarah me makam orang tua di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu, 1 September 2024.
"Kenapa nggak mau? Maaf, pasti kalau negeri kan jauh lebih murah. Nah itu udah dibikin sistem," sambungnya.
BACA JUGA:Hengky Kurniawan Siap Hadapi Gilang Dirga di Pilkada Bandung Barat
Oleh karena itu, Rano Karno mengusulkan agar setiap gedung sekolah ditambah lantainya agar dapat menampung siswa yang telah lulus dari jenjang pendidikan sebelumnya.
"Dasar utama kenapa? Oh ternyata jumlah sekolahnya kurang. Jumlah gedung kurang. Artinya harus diperbanyak. Oke kita mau perbanyak, apa masalahnya? Adakah lahan? Apakah di sekitar itu ada? Kalau nggak ada berarti harus pindah jauh lagi," ucap Rano Karno.
Ia mencontohkan peristiwa tersebut seperti kebijakan Ahok saat itu mengizinkan pembangunan di atas sungai dengan mempertimbangkan dampaknya.
Ahok mencontohkan Rumah Sakit Tarakan di atas Kali Cideng lantaran kekurangan lahan.
"Mungkin bisa naik. Lantainya naik. Lho iya lah. Dulu cuma tiga, sekarang bisa empat atau bisa lima. Kayak kemarin maaf, kebetulan sekali saya di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Ternyata itu kenapa dibilang sky itu dibangun di atas sungai Cideng. Bawahnya bukan tanah loh, kali. Itu zaman Pak Ahok," imbuhnya.