Berlari di Bawah Terik Matahari ? Bisa Banget, Ini Rahasianya !
IST Cuaca panas tidak menghalangi olahraga berlari asal dilakukan dengan tepat--
BACAKORANCURUP.COM - Cuaca panas ekstrem tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Suhu udara yang menembus 35 derajat Celsius bukan hanya terasa gerah, tapi juga bisa menjadi tantangan berat bagi siapa pun yang gemar berolahraga di luar ruangan, terutama para pelari.
Di bawah paparan sinar matahari yang menyengat, tubuh bekerja ekstra keras untuk menjaga suhu tetap stabil. Keringat yang keluar deras memang menjadi mekanisme alami tubuh untuk mendinginkan diri, namun di sisi lain, hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar.
Bila tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, risiko dehidrasi, pusing, bahkan kolaps bisa meningkat drastis.
Menjelang Jakarta Running Festival (JRF) 2025 yang akan berlangsung di Gelora Bung Karno pada 25-26 Oktober 2025, para pelari perlu memahami pentingnya beradaptasi dengan kondisi panas ekstrem. Persiapan yang baik bukan hanya soal stamina, tapi juga tentang bagaimana tubuh mampu bertahan di bawah cuaca yang tidak bersahabat.
Agar kamu tetap bisa berlari dengan aman, nyaman, dan maksimal, simak 5 tips penting yang wajib diterapkan sebelum mengikuti JRF 2025 berikut ini.
1. Latih Tubuh untuk Beradaptasi dengan Panas (Aklimatisasi)
Berlari di bawah terik matahari membuat tubuh cepat lelah karena suhu inti meningkat dan proses pendinginan alami tidak optimal. Saat udara lembap, keringat sulit menguap, membuat panas terjebak di dalam tubuh dan pernapasan terasa berat.
Solusinya adalah melatih tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi panas secara bertahap. Mulailah dengan latihan singkat di siang hari, sekitar 15-20 menit, lalu perlahan tingkatkan durasinya. Setelah seminggu atau dua minggu, tubuh akan mulai terbiasa.
Selain itu, pilih pakaian olahraga berbahan ringan, menyerap keringat, dan berwarna terang untuk membantu refleksi panas matahari.
Tips tambahan : Jika kamu merasa suhu terlalu ekstrem, kurangi intensitas latihan. Fokuslah pada ritme napas dan dengarkan sinyal tubuh. Aklimatisasi bukan tentang memaksa diri, tapi membangun ketahanan secara perlahan.
2. Hidrasi Adalah Kunci Utama
Ketika suhu meningkat, kebutuhan cairan tubuh ikut melonjak. Selama berlari, kamu bisa kehilangan 1-1,5 liter cairan per jam, tergantung kondisi cuaca dan tingkat keringat. Minum air putih secara rutin sangat penting, baik sebelum, selama, maupun setelah berlari.
Sebagai panduan umum, konsumsi 400-800 ml air per jam sudah cukup bagi kebanyakan pelari. Namun, jangan hanya bergantung pada air putih. Saat berlari dalam waktu lama, tubuh juga kehilangan elektrolit penting seperti natrium dan kalium. Menambahkan minuman isotonik atau air dengan sedikit garam dapat membantu menggantikan elektrolit yang hilang dan mencegah kram otot. Perhatikan tanda dehidrasi, seperti bibir kering, pusing, kulit terasa panas, atau warna urin yang pekat. Jika muncul gejala ini, segera hentikan aktivitas dan cari tempat teduh untuk beristirahat.
3. Perhatikan Pola Makan dan Asupan Energi