Heboh Air Aqua Disebut dari Sumur Bor, Begini Fakta di Baliknya !
Air minum dalam kemasan dengan brand Aqua yang sedang menjadi perhatian publik--
"Sekarang hampir semua perusahaan AMDK menggunakan metode bor, bahkan jika lokasi pabriknya berdekatan dengan mata air," kata Rachmat.
Alasannya sederhana, yaitu demi keamanan dan kebersihan air.
Dalam perkembangan teknologi pengolahan air, aspek mikrobiologi menjadi perhatian utama. Penelitian menunjukkan bahwa mata air alami, meski terlihat jernih, tetap berpotensi terpapar bakteri atau mikroorganisme, terutama bila di sekitar sumber air terdapat aktivitas manusia, hewan, atau tumbuhan yang lebat.
"Di sekitar mata air sering tumbuh lumut atau ada aktivitas biologis yang mengandung berbagai jenis bakteri. Jadi, potensi kontaminasi tetap ada," jelasnya.
Metode pengeboran memungkinkan perusahaan mengambil air langsung dari lapisan akuifer yang lebih dalam dan terlindung, sehingga kualitasnya lebih stabil dan higienis. Pemerintah pun mendorong metode ini untuk menjamin keamanan air minum bagi masyarakat.
"Perusahaan profesional biasanya memantau kondisi air secara rutin, termasuk data mikrobiologinya. Baik air dari mata air maupun hasil bor mereka uji agar tetap sesuai standar kesehatan," tambahnya.
Namun, di balik aspek teknis, Rachmat menekankan pentingnya keadilan dalam pengelolaan sumber daya air, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan akibat bonus demografi, di mana jumlah penduduk produktif meningkat tajam dan kebutuhan air melonjak.
"Dalam situasi seperti ini, tidak adil jika satu perusahaan menguasai satu mata air sendirian. Air itu hak bersama, harus bisa diakses masyarakat," ujarnya tegas.
Solusi yang ia tawarkan adalah pendekatan win-win, yaitu perusahaan dapat memanfaatkan sumur bor di sekitar mata air tanpa mengganggu sumber yang digunakan warga. Dengan cara ini, industri tetap mendapat air berkualitas tinggi, sementara masyarakat sekitar tetap bisa menikmati air bersih tanpa kekurangan.
Polemik soal sumber air Aqua sesungguhnya menjadi pengingat bahwa air bukan hanya sumber daya alam, tapi juga sumber kehidupan. Cara mengelolanya harus ilmiah, berizin, dan beretika.
Selama perusahaan mematuhi regulasi, menjaga keseimbangan ekosistem, serta transparan terhadap publik, maka penggunaan air dari akuifer dalam bukanlah masalah, justru menjadi langkah maju dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan air minum bagi jutaan orang di Indonesia.