Mi Instan Ternyata Sulit Dicerna, Begini Penjelasan Ahli Kesehatan !
Konsumsilah mi instan secara bijak agar tidak mengorbankan kesehatanmu--
Untuk menjaga mi tetap awet dalam waktu lama, produsen menambahkan bahan pengawet. Bahan tambahan ini membuat tekstur mi lebih keras dan tidak mudah hancur. Berbeda dengan mi segar yang biasanya lunak dan cepat terurai, mi instan membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna enzim di saluran pencernaan.
3. Kandungan serat yang sangat rendah
Serat berperan penting dalam memperlancar pergerakan makanan di dalam usus. Karena mi instan hampir tidak mengandung serat, usus bekerja lebih lambat. Akibatnya, makanan tertahan lebih lama di saluran cerna. Hal ini dapat menimbulkan rasa begah, sembelit, atau ketidaknyamanan di perut apabila dikonsumsi terlalu sering.
Tentu mengonsumsi mi instan sesekali bukanlah masalah besar. Banyak orang menikmatinya sebagai makanan cepat saji yang praktis. Namun, memahami bagaimana mi instan diproses di dalam tubuh sebaiknya membuat kita lebih bijak. Misalnya, kita bisa menambahkan sayuran, telur, atau sumber protein lain agar lebih bernutrisi. Kita juga bisa membatasi konsumsi bumbunya untuk mengurangi asupan natrium.
Mi instan memang praktis dan lezat, tetapi tubuh membutuhkan makanan yang bernutrisi seimbang agar tetap sehat. Dengan mengatur porsi dan frekuensi konsumsi, kita tetap dapat menikmati mi instan tanpa harus mengorbankan kesehatan jangka panjang.