Kenapa Harga Pertamax dan Pertalite Berbeda ? Ini Alasan dan Faktor yang Mempengaruhi

Reporter: Lola.Mg1 |

Editor: Radian |

Minggu , 03 Nov 2024 - 08:00

IST Pertamax, bahan bakar kendaraan dengan keunggulan diatas pertalite--

kenapa harga pertamax dan pertalite berbeda ? ini alasan dan faktor yang mempengaruhi                            bacakorancurup.com - harga bahan bakar minyak (bbm) jenis pertamax dan pertalite sering kali berbeda, menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat mengenai alasan di balik perbedaan harga tersebut.
kedua jenis bbm ini merupakan produk dari pt pertamina, perusahaan energi nasional indonesia.
meski keduanya digunakan untuk kendaraan bermotor, perbedaan harga antara pertamax dan pertalite disebabkan oleh beberapa faktor.
 
dari beberapa sumber terpercaya, berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan harga antara pertamax dan pertalite.
baca juga:kriuk-kriuk ! ini resep mudah membuat ayam goreng bawang putih yang menggugah selera
baca juga:calon independen vs partai, mana yang lebih dekat dengan masyarakat ?
1. tingkat oktan : faktor utama yang memengaruhi harga pertamax dan pertalite adalah perbedaan nilai oktan. nilai oktan menunjukkan kualitas bahan bakar dalam hal kemampuannya melawan ketukan atau "knocking" pada mesin kendaraan.
pertamax memiliki nilai oktan lebih tinggi, yaitu 92, sedangkan pertalite memiliki nilai oktan sebesar 90. semakin tinggi nilai oktan, semakin baik bahan bakar dalam menjaga kinerja mesin tetap optimal dan efisien. k
arena memiliki nilai oktan lebih tinggi, pertamax lebih cocok digunakan untuk kendaraan dengan teknologi mesin modern yang membutuhkan pembakaran lebih sempurna.
mesin kendaraan yang menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi biasanya menghasilkan performa yang lebih baik dan emisi yang lebih rendah. inilah yang menjadikan pertamax lebih mahal daripada pertalite.
 
2. kandungan dan proses produksi : perbedaan harga juga dipengaruhi oleh proses produksi dan kandungan bahan bakar. pertamax menggunakan aditif atau bahan tambahan yang lebih berkualitas, seperti zat antikarat, yang dapat melindungi mesin kendaraan.
kandungan ini tidak hanya membuat mesin lebih bersih tetapi juga lebih tahan lama, khususnya pada kendaraan dengan mesin berteknologi tinggi. di sisi lain, pertalite tidak memiliki kandungan aditif yang sama sehingga harganya lebih terjangkau.
selain itu, proses produksi pertamax cenderung lebih kompleks dan memerlukan teknologi lebih tinggi dibandingkan pertalite. proses yang lebih rumit dan bahan aditif yang berkualitas menyebabkan biaya produksi pertamax lebih tinggi, yang kemudian berpengaruh pada harga jual di pasaran.
 
3. kebijakan subsidi : salah satu faktor penting yang memengaruhi perbedaan harga adalah kebijakan subsidi dari pemerintah. pertalite termasuk dalam jenis bbm yang disubsidi pemerintah, sehingga harganya lebih rendah dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
subsidi ini diberikan sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi sehari-hari. pertamax, di sisi lain, tidak termasuk dalam kategori bbm bersubsidi.
oleh karena itu, harga pertamax lebih mengikuti fluktuasi harga minyak dunia dan biaya produksi. ketika harga minyak dunia naik, harga pertamax cenderung mengikuti kenaikan tersebut, sementara harga pertalite lebih stabil karena adanya subsidi.
 
4. fluktuasi harga minyak dunia : faktor lain yang memengaruhi harga bbm adalah fluktuasi harga minyak dunia. harga minyak mentah internasional yang mengalami kenaikan atau penurunan secara langsung berdampak pada harga bbm non-subsidi seperti pertamax.
sebaliknya, pertalite yang mendapat subsidi tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi tersebut. meski demikian, perubahan harga minyak dunia juga berpotensi memengaruhi kebijakan pemerintah terkait subsidi bbm.
 
meskipun harga pertamax lebih mahal, kualitas dan manfaatnya untuk mesin kendaraan sering kali dianggap sepadan, terutama bagi kendaraan yang memerlukan performa optimal.
di sisi lain, pertalite tetap menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat karena harganya yang lebih murah. dengan memahami faktor-faktor ini, masyarakat diharapkan dapat memilih jenis bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kendaraannya.