Coca Cola Tarik Produknya dari Pasar Eropa

Ist Coca Cola.--

BACAKORANCURUP.COM - Coca-Cola baru-baru ini menarik sejumlah produknya dari peredaran di Eropa. Itu dilakukan setelah ditemukan kadar klorat yang melebihi batas aman. Penarikan tersebut dilakukan di beberapa negara. Seperti Belgia, Luksemburg, dan Belanda.

Namun, beberapa produknya juga diketahui telah dikirim ke negara lain. Sebagaimana dikonfirmasi oleh Coca-Cola Europacific Partners, perusahaan yang bertanggung jawab atas pengemasan dan distribusi di Eropa, Australia, serta beberapa wilayah di Asia.

Produk kemasan kaleng dan botol kaca dengan kadar klorat tinggi telah beredar di pasar sejak November 2024 di Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan Luksemburg.

Manajemen Coca-Cola Europacific Partners Belgium menyatakan bahwa jumlah produk yang terdampak cukup signifikan. Meskipun angka pastinya belum dapat dipastikan.

Dalam laporan resmi yang dirilis pada Selasa, 28 Januari 2025, perusahaan menjelaskan bahwa klorat yang ditemukan berasal dari penggunaan disinfektan berbasis klorin. Itu umum digunakan dalam pengolahan makanan dan air.

Kandungan klorat yang tinggi dalam makanan dan minuman dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Terutama bagi individu dengan kondisi tertentu.

Penarikan itu tidak hanya berlaku untuk Coca-Cola saja. Tetapi juga mencakup beberapa varian lain. Seperti Coke, Sprite, dan beberapa minuman lainnya.

Anda sudah tahu, klorat merupakan senyawa garam dari asam klorat yang terdiri dari anion klorat dan berbagai kation. Senyawa itu tidak memiliki warna atau bau dan cukup stabil pada suhu ruangan.

Klorat ditemukan dalam makanan dan minuman akibat penggunaan disinfektan klorin dalam proses pengolahan air dan pangan.

BACA JUGA:Sebut SHGB dan SHM Laut Hanya Ada di Desa Kohod dan Karangsari

BACA JUGA:Evaluasi 100 Hari Prabowo, Ekonom Soroti Dampak Program Pemerintah ke Kelas Menengah

Menurut Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA), kadar klorat yang tinggi dapat berdampak pada kesehatan manusia. Terutama bagi anak-anak dengan defisiensi yodium.

Dalam jangka panjang, paparan klorat dapat mengganggu fungsi tiroid dan merusak sel darah merah.

Regulasi Uni Eropa pun membatasi kadar klorat maksimum dalam produk makanan hingga 0,01 miligram per kilogram.

Tag
Share