Selama Belasan Tahun, Pembangunan Musala Desa Pal VII Belum Tersentuh Bantuan
Kondisi Musala yang ada di Dusun Trans 25 Desa Pal VII.- Dok/CE -
BACAKORANCURUP.COM - Selama belasan tahun atau sejak tahun 2010 lalu, pembangunan Musala Al-Barokah yang berada di Trans 25 Dusun II Desa Pal VII Kecamatan Bermani Ulu Raya, sampai saat ini belum tersentuh bantuan sama sekali dari pemerintah daerah.
Dimana dari pantauan wartawan dilokasi, kondisi Musala yang ada di wilayah tersebut memang masih sangat memprihatinkan, dinding terbuat dari papan, lantai masih semen, dan juga belum ada langit-langit.
Namun yang paling dikhawatirkan warga, sewaktu-waktu Musala tersebut bisa ambruk dan rusak kapan saja.
Kepala Desa Pal VII Ruisman Zawawi menyampaikan, pihaknya sudah sering mengajukan bantuan berupa proposal kepada pemerintah setempat.
BACA JUGA:Warga Desa di Rejang Lebong Ini Nantikan Sinyal Masuk Desa
BACA JUGA:Jelang Ramadan, Produksi Kolang Kaling Makin Meningkat
Bahkan setiap reses dan Musrenbang, pihaknya juga kerap mengusulkan keluhan masyarakatnya itu. Akan tetapi sampai saat ini, belum ada bantuan yang masuk ke desanya terkait pembangunan Musala tersebut.
"Jangankan dibalas, direspon saja tidak permohonan proposal yang kita ajukan. Jadi wajar saja sampai saat ini, pembangunan Musala tersebut tidak kunjung usai," ungkapnya.
Sejak awal dibangun kata dia, pembangunan Musala hanya mengandalkan sumbangan atau swadaya masyarakat.
Karena secara aturan, pembangunan musala tidak bisa menggunakan dana desa (DD). Oleh sebab itu sampai saat ini, pihaknya hanya menunggu ada bantuan yang masuk dari pemerintah setempat.
"Kalau bisa menggunakan DD, saya pikir pembangunan Musala sudah selesai dari dulu. Akan tetapi sayangnya, pembangunan Musala tidak boleh menggunakan anggaran DD. Untuk itulah sampai saat ini, kita hanya mengharapkan uluran tangan dan bantuan dari pemerintah," terangnya.
Karena itulah dia sangat berharap, kedepannya ada bantuan pembangunan Musala untuk desanya.
Karena jika warga yang ada di Trans tersebut harus ke dusun sebelah jika musala tak bisa dipakai lagi nantinya. Jarak yang harus ditempuh untuk menjalankan ibadah cukup jauh.
"Masjid dan musala lain semuanya ada di desa kita. Namun jika mereka warga trans harus beribadah ke Musala sebelah, maka membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang cukup jauh. Karena itulah kita sangat berharap, bantuan yang dibutuhkan bisa masuk ke desa kita," tutup dia.