Berantas Nyamuk Aedes Aegypti dengan PSM

Rephi Meido Satria--

CURUP, CE - Saat musim penghujan yang terjadi saat ini, populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat dari biasanya. Hal tersebut berdampak pada tingkat kasus demam berdarah dengue yang juga bisa meningkat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong membeberkan salah satu cara ampuh untuk memutus perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti tersebut, yakni dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Misalnya ada salah seorang warga yang terkena gigitan nyamuk aedes aegypti dan belum menular ke yang lain, maka langkah yang pas dilakukan agar tidak menyebar adalah dengan PSM," kata Kepala Dinkes Rejang Lebong, Rephi Meido Satria SKM.

BACA JUGA:Waspada, 86 Warga Diserang DBD

Lanjut dia, adapun langkah-langkah dalam upaya PSM itu biasa disebut dengan 3M plus, diantaranya, Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

"Upaya 3M itu langkah paling mudah yang bisa dilakukan setiap orang di rumah masing-masing," ujarnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, selain 3M dan yang dimaksud pada poin Plus ialah diantaranya, Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, Menggunakan obat anti nyamuk, Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup dan Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

"Jadi ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah berkembangnya nyamuk aedes aegypti tersebut," tutur Rhepi.

Namun seandainya terjadi peningkatan kasus DBD lebih dari 2 dalam suatu wilayah, kata dia, maka Dinkes akan melakukan tindakan foging.

"Walaupun sebenarnya yang paling utama dan efektif itu PSM. Kalau kita foging-foging terus yang ada nyamuknya justru akan menjadi kebal, jadi tidak ada guna juga. Malah bisa jadi kasus DBD meningkat, itu yang kita hindari," jelasnya.

Ia menambahkan, gejala orang yang terjangkit DBD, umumnya seseorang itu akan mengalami tanda-tanda demam berdarah dalam kurun waktu 4 sampai 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. Demam tinggi yang dialami secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius.

"Kami sarankan kalau sudah merasakan gejala itu ya langsung segera berobat ke dokter, puskesmas ataupun rumah sakit. Supaya cepat mendapat penanganan medis," sampai dia.

Selama tahun 2023 lalu, Dinkes mencatat ada sebanyak 86 kasus DBD yang terjadi di Rejang Lebong. Dari jumlah itu diketahui nihil pasien yang meninggal dunia akibat terserang DBD.

"Tahun lalu tidak ada kasus yang sampai meninggal, tapi di tahun 2022 sebelumnya ada satu orang," tandasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan