Inovasi Kopi Susu 2025 ! Dari Susu Sapi ke Susu Nabati, Mana yang Lebih Baik ?

Reporter: Lola |

Editor: Radian |

Selasa , 20 May 2025 - 17:00

IST Susu nabati--

Dari segi tekstur, susu nabati cenderung lebih halus dan ringan dibandingkan dengan susu hewani. Ketika dipanaskan untuk membuat foam latte, susu hewani biasanya menghasilkan busa yang lebih padat dan tebal, sementara susu nabati menciptakan busa yang lebih lembut dan sedikit. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kandungan lemak antara kedua jenis susu tersebut.

Mengutip pernyataan Coffee Specialist sekaligus anggota resmi Barista Indonesia, Ramadhany Syahfitrah menyatakan bahwa susu hewani memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu nabati. Lemak ini sangat berperan dalam kualitas busa yang terbentuk saat susu dikukus.

Penggunaan susu nabati kadang-kadang dianggap lebih menantang bagi barista karena busa yang dihasilkan tidak selalu sebaik busa dari susu hewani. Namun, hal ini tidak mengurangi nilai positif susu nabati sebagai alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Perubahan preferensi konsumen terhadap kopi susu ini juga mencerminkan kesadaran yang meningkat akan gaya hidup sehat dan keberlanjutan lingkungan. Dengan semakin banyaknya pilihan susu nabati, penikmat kopi dapat lebih leluasa bereksperimen sambil tetap memperhatikan kesehatan dan nilai-nilai keberlanjutan.

inovasi kopi susu 2025 ! dari susu sapi ke susu nabati, mana yang lebih baik ?                            bacakorancurup.com - minat masyarakat indonesia terhadap kopi susu terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.
kini, inovasi dalam penyajian kopi semakin berkembang dengan tidak terbatas pada penggunaan susu hewani seperti susu sapi segar saja.
berbagai jenis susu nabati atau plant-based milk mulai banyak diminati sebagai alternatif, khususnya yan berasal dari kacang-kacangan seperti almond, kacang mete, dan kedelai.
perkembangan ini turut mendorong kreativitas pra barista dalam memadukan espresso yaitu kopi pekat yang menjadi favorit banyak penikmat kopi dengan berbagai varian susu nabati.
baca juga:harga mulai rp190 jutaan, mitsubishi dst concept segera hadir di indonesia
baca juga:hadir menantang suzuki fronx, toyota luncurkan mobil baru bergaya sporty!
meski harga jual susu nabati di pasaran cenderung lebih tinggi dibandingkan susu hewani, hal ini tidak mengurangi minat konsumen untuk mencoba dan beralih ke pilihan yang dianggap lebih sehat atau ramah lingkungan tersebut.
mengutip dari kompas.com, sakti ge, seorang barista dari pipiltin cocoa, mengungkapkan bahwa tidak ada aturan baku mengenai jenis susu apa yang harus digunakan sebagai campuran kopi.
pilihan ini sangat bergantung pada preferensi dan kebutuhan konsumen masing-masing. bagi yang memiliki alasan kesehatan, seperti intoleransi laktosa, susu nabati menjadi opsi yang sangat tepat.
intoleransi laktosa adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu mencerna laktosa, gula alami yang terdapat dalam susu hewani dan produk turunannya.
bagi mereka yang mengalami masalah ini, konsumsi susu sapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. oleh karena itu, susu nabati yang bebas laktosa bisa menjadi solusi praktis agar mereka tetap dapat menikmati kenikmatan kopi susu tanpa khawatir akan efek samping.
sakti juga menambahkan bahwa susu nabati memiliki karakter aroma dan rasa yang khas karena bahan dasarnya yang berasal dari kacang-kacangan.
misalnya, susu almond atau hazelnut akan memberikan rasa kacang yang cukup dominan dan berbeda dari rasa susu sapi pada umumnya. hal ini membuat pengalaman menikmati kopi menjadi lebih beragam dan unik.
pada saat acara world of coffee jakarta 2025, sakti menjelaskan bahwa aroma dan cita rasa khas susu nabati ini tetap terasa meski sudah dicampur dengan kopi atau cokelat, memberikan dimensi rasa baru bagi penikmat kopi.
dari segi tekstur, susu nabati cenderung lebih halus dan ringan dibandingkan dengan susu hewani. ketika dipanaskan untuk membuat foam latte, susu hewani biasanya menghasilkan busa yang lebih padat dan tebal, sementara susu nabati menciptakan busa yang lebih lembut dan sedikit. hal ini disebabkan oleh perbedaan kandungan lemak antara kedua jenis susu tersebut.
mengutip pernyataan coffee specialist sekaligus anggota resmi barista indonesia, ramadhany syahfitrah menyatakan bahwa susu hewani memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu nabati. lemak ini sangat berperan dalam kualitas busa yang terbentuk saat susu dikukus.
penggunaan susu nabati kadang-kadang dianggap lebih menantang bagi barista karena busa yang dihasilkan tidak selalu sebaik busa dari susu hewani. namun, hal ini tidak mengurangi nilai positif susu nabati sebagai alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
perubahan preferensi konsumen terhadap kopi susu ini juga mencerminkan kesadaran yang meningkat akan gaya hidup sehat dan keberlanjutan lingkungan. dengan semakin banyaknya pilihan susu nabati, penikmat kopi dapat lebih leluasa bereksperimen sambil tetap memperhatikan kesehatan dan nilai-nilai keberlanjutan.