Koperasi Merah Putih : Solusi Ekonomi Desa yang Bisa Hasilkan Rp1 Miliar Setahun

IST Zulkifli Hasan, Menko Pangan Republik Indonesia, sumber foto : @kemenkopangan.ri--
• Apotek desa atau gerai obat murah
• Unit simpan pinjam koperasi
• Klinik desa untuk layanan kesehatan
• Gudang logistik
• Kantor layanan koperasi terpadu
Semua unit bisnis ini dikelola secara profesional dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas tinggi.
Pemerintah menyoroti bahwa kualitas sumber daya manusia yang andal dan berintegritas menjadi kunci keberhasilan pengelolaan koperasi dalam memenuhi tuntutan bisnis sekaligus fungsi sosialnya.
Dalam pemaparannya di rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (26/5/2025), Budi Arie menyebut bahwa selama ini distribusi hasil pertanian dan subsidi masih dikuasai oleh para tengkulak, rentenir, dan middleman yang mengambil keuntungan besar.
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa nilai keuntungan yang dinikmati oleh para perantara tersebut bisa mencapai Rp300 triliun setiap tahun.
Contohnya, harga wortel yang dibeli dari petani seharga Rp500 per kilogram dapat dijual kembali di kota dengan harga mencapai Rp5.000.
BACA JUGA:Percepat Koperasi Desa Merah Putih, Kemenkum Jatim Minta Notaris Tambah Jam Kerja
Margin keuntungan yang besar inilah yang membuat sistem distribusi menjadi timpang dan tidak berpihak kepada petani maupun konsumen.
“Selisih harga itu terlalu besar dan tidak adil. Melalui Koperasi Merah Putih, kami ingin membalikkan sistem ini agar lebih pro rakyat,” jelas Budi.
Dari potensi keuntungan Rp300 triliun yang saat ini dikuasai perantara, pemerintah memperkirakan sekitar Rp90 triliun atau 30 persen dapat disalurkan kembali ke desa jika jalur distribusi dikelola secara efisien oleh koperasi.
Selain memotong mata rantai distribusi, Koperasi Merah Putih juga diharapkan berperan penting dalam menyalurkan berbagai komoditas subsidi seperti pupuk dan LPG.