Dibungkus Plastik atau Daun Pisang, Tempe Mana yang Lebih Aman Dikonsumsi ?

IST Tempe yang berbungkus daun pisang--

BACAKORANCURUP.COM  - Tempe merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang telah dikenal luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di berbagai negara.

Makanan yang berasal dari fermentasi kedelai ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan telah menjadi bagian penting dari pola makan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.

Ketika membeli tempe di pasar tradisional maupun di toko modern, kita sering menemui dua jenis kemasan yang digunakan, yaitu dibungkus menggunakan plastik atau daun pisang.

Pilihan kemasan ini sebenarnya bukan hanya soal tampilan, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek kesehatan, kebersihan, dan cita rasa.

BACA JUGA:Ilmuwan China Temukan Cara Ubah Metanol Jadi Gula

BACA JUGA:Masa Depan Anak Terancam ? Ini Bahaya Tersembunyi di Balik Iklan Makanan Online

Masing-masing jenis pembungkus memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Pertanyaannya kemudian, manakah di antara keduanya yang lebih sehat dan layak dikonsumsi dalam jangka panjang ?

Secara historis, tempe pada awalnya dibungkus menggunakan daun pisang. Daun ini dipilih karena mudah ditemukan, ramah lingkungan, dan sudah terbukti aman digunakan secara turun-temurun. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman dan berkurangnya ketersediaan daun pisang, banyak produsen tempe beralih ke plastik sebagai alternatif pembungkus.

Plastik dinilai lebih praktis, mudah didapat, dan tahan lama, sehingga menjadi pilihan utama terutama bagi pelaku usaha yang memproduksi tempe dalam skala besar.

Dari sisi higienitas, tempe yang dibungkus menggunakan plastik cenderung lebih bersih karena plastik mampu melindungi tempe dari kontaminasi udara luar. Plastik bersifat kedap udara, sehingga mencegah masuknya kotoran atau bakteri berbahaya dari lingkungan sekitar.

Dalam proses fermentasi tempe, keberadaan bakteri baik sangat penting untuk menghasilkan produk akhir yang sehat. Bakteri ini cukup sensitif terhadap kontaminasi, sehingga pembungkus yang bersih menjadi sangat krusial.

Menurut Sukhaeri, Ketua Koperasi Pengusaha Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor, penggunaan daun pisang sebagai pembungkus sebenarnya memiliki risiko tertentu. Jika tidak dicuci bersih, daun pisang dapat menjadi sumber bakteri patogen yang merugikan. Selain itu, daun yang sobek atau berlubang dapat menjadi celah masuk bagi mikroorganisme berbahaya, yang pada akhirnya menurunkan mutu tempe yang dihasilkan.

Namun demikian, banyak konsumen tetap menyukai tempe yang dibungkus dengan daun pisang karena dianggap lebih alami dan memberikan cita rasa yang khas. Aroma harum dari daun pisang ketika bersentuhan dengan tempe menambah kelezatan tersendiri yang tidak bisa ditiru oleh plastik.

Bahkan, banyak yang membandingkannya dengan nasi uduk atau lontong yang juga lebih nikmat saat dibungkus daun pisang. Sensasi rasa dan aroma yang dihasilkan dari pembungkus alami ini menjadi nilai tambah tersendiri yang membuat tempe semakin diminati.

Selain itu, aspek lingkungan juga menjadi pertimbangan penting. Plastik, meskipun praktis, sulit terurai dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Sebaliknya, daun pisang bersifat biodegradable dan ramah lingkungan, sehingga menjadi solusi yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan demikian, pilihan pembungkus tempe tidak hanya soal kepraktisan, tetapi juga menyangkut kesehatan, rasa, dan kelestarian lingkungan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan